Habib Syakur Usul Pemberantasan Radikalisme Pakai Pendekatan War Rules
jpnn.com, JAKARTA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid menilai bahwa Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Mabes Polri harus mengambil langkah tegas kepada siapapun mereka yang terafiliasi dengan kelompok teroris.
Bahkan jika perlu, bagi mereka yang melakukan gerakan radikal dan terorisme bisa ditindak dengan pendekatan war rules, bukan lagi pendekatan law enforcement.
"Law enforecement itu oke untuk kaum ibu-ibu dan anak-anak, tapi kalau pada lelaki dewasa saya sarankan agar war rules saja," kata Habib Syakur, Selasa (19/10).
Pemilihan dua pendekatan yang bereda ini adalah bentuk kejelian pemerintah dan aparat keamanan demi menumpas terorisme di Indonesia.
Bahkan ia juga sepakat ketika pemerintah sedikit mengenyampingkan persoalan hak asasi manusia (HAM) kepada kelompok tersebut.
"Pemerintah harus bisa bersikap jeli dan bijaksana, karena mereka ini monster dan bisa merusak," ujarnya.
Kemudian, Habib Syakur juga menyentil pihak-pihak yang mencoba menarasikan untuk pembubaran Densus 88.
Baginya, justru mereka yang menyuarakan isu tersebut di saat seluruh aparat berwajib menjalankan tugasnya dalam memberantas terorisme bisa dipertanyakan latar belakang narasi tersebut.
Habib Syakur harap Densus 88 berani menggunakan pendekatan war rules dalam memberantas radikalisme
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- Tinjau Program Sekolah Damai di SMAN 13 Semarang, Kepala BNPT Beri Pujian
- BNPT & PNM Kerja Sama Cegah Radikalisme lewat Pemberdayaan Ekonomi
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme