Habis Lebaran
Oleh Dahlan Iskan
Imran Khan sudah coba rombak kabinet. Menteri keuangannya sudah ia berhentikan: DR Asad Umar. Yang legendaris itu. Padahal belum punya pilihan pengganti.
Sudah hampir tiga bulan pos itu belum terisi. Ia hanya mengangkat penasihat keuangan perdana menteri.
Pun akhirnya..... Imran sudah pula melakukan yang paling ia benci: menyerah ke IMF. Sampai jadi bahan ejekan. Di-bully habis-habisan.
Hasil penyerahan pada IMF: tarif listrik harus naik. Hebohnya luar biasa. Hasilnya tidak seberapa. Sebanyak 75 persen pelanggan listrik di sana adalah yang di bawah 300kWh. Yang tarifnya sangat murah. Dan Imran melarang menaikkannya.
Ditambah kengerian yang satu ini: pencurian listrik di Pakistan masih di atas 20 persen. Dan yang nunggak pembayaran sulit diputus listriknya.
Di tengah kekalutan seperti itu tiba-tiba ada berkah. Secercah titik terang pun datang. Titik terang itu membesar. Terang sekali.
Imran Khan begitu gembira. Ia lihat titik terang itu bakal bisa membuat Pakistan sim salabim: bakal ditemukan sumber minyak dan gas terbesar kedua di dunia. Lokasinya di Sumur Kekra 1.
Dengan mata berbinar Imran Khan mengumumkan titik terang itu. Berkali-kali. Kepada rakyatnya. Menimbulkan optimisme yang begitu besar.