Habiskan Rp 30 Triliun untuk Ukraina, Uni Eropa Yakin Rusia Bakal Tumbang
jpnn.com - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Jumat menyebutkan bahwa EU akan memberikan tambahan bantuan militer senilai 500 juta euro (sekitar Rp 7,61 triliun) untuk Ukraina.
Borrell juga mengatakan dirinya yakin bahwa kesepakatan bisa dicapai dalam beberapa hari mendatang untuk menyetujui embargo atas minyak Rusia.
Ketika berbicara kepada para wartawan di sela pertemuan menteri luar negeri negara-negara G7 di Jerman utara, Borrell mengatakan dukungan militer itu akan diberikan dalam bentuk persenjataan berat, seperti tank dan artileri.
Dengan bantuan tambahan tersebut, total dana dukungan yang dikeluarkan kelompok negara-negara Eropa itu menjadi dua miliar euro (sekitar Rp 30,43 triliun).
"Dorongan baru bagi bantuan militer. (Akan memberikan) tekanan lebih kuat terhadap Rusia dengan sanksi ekonomi dan melanjutkan pengucilan internasional terhadap Rusia serta menandingi misinformasi," ujarnya.
Borrell mengatakan ia juga merasa optimistik bahwa embargo yang dikenakan EU atas minyak Rusia juga akan disetujui dalam hari-hari mendatang.
"Saya yakin bahwa kita akan mencapai kesepakatan. Kita memerlukan dan akan memilikinya. Kita harus menghilangkan ketergantungan minyak dari Rusia," katanya.
"Kalau kesepakatan tidak tercapai pada tingkat duta besar, pada Senin para menteri ketika mereka bersidang mereka harus memberikan dorongan politis." (ant/dil/jpnn)
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Jumat menyebutkan bahwa EU akan memberikan tambahan bantuan militer kepada ukraina
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Pelaku Utama Laboratorium Narkotika Rahasia di Bali Asal Ukraina
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Apkasindo dan TSIT Jalin Kerja Sama Menyiapkan Petani Sawit Indonesia Hadapi EUDR
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia