Habisnya Masa Jabatan Kepala Daerah Bakal Guncang Peta Politik Nasional
Hasan menyebutkan dua hal yang dapat mengubah peta dukungan publik. Pertama, berakhirnya masa jabatan Anies dan Ganjar sebagai kepala daerah.
Mempertahankan elektabilitas bukanlah pekerjaan mudah bagi tokoh yang tidak punya jabatan prestisius.
Hasan mencontohkan Gatot Nurmantyo yang meski berusaha sangat keras untuk tetap relevan, pamornya terus meredup sejak kehilangan jabatan panglima TNI.
"Karena enggak punya jabatan itu, jangankan dengan partai dengan teman sendiri aja susah," kata Hasan.
Hal kedua yang dapat mengubah situasi adalah pembentukan koalisi parpol dan penentuan calon lebih awal dari biasanya.
"Hari ini masyarakat tidak tahu siapa yang benar-benar punya tiket untuk maju atau tidak. Masalahnya saat ini masih ada anggapan bahwa mendeklarasikan diri jauh-jauh hari itu buruk," ujar Hasan.
Dari perolehan suara pemilu sebelumnya, hanya ada tiga partai yang memiliki peluang memajukan calon.
PDIP yang bisa memajukan calon sendiri, atau Gerindra dan Golkar yang hanya membutuhkan satu partai tambahan.
Sejak Pilpres 2019 berakhir, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan selalu masuk posisi tiga besar survei elektabilitas capres.
- Pemerintah Harus Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif
- Penyebab Pemerintah Batal Beri Insentif ke 3 Komoditas
- Presiden Prabowo Berpotensi Menunjuk Laksdya Erwin sebagai KSAL Baru
- 4 Tahun, Pemerintahan Prabowo Targetkan Rp 13.032 Triliun Investasi
- Tak Diusung Gerindra, Bupati Mahulu Terpilih Owena Tetap Berjuang untuk Prabowo
- Kedekatan Anies-Ahok Simbol Perlawanan ke Pemerintah hingga Sinyal Oposisi