Hacker Curi Data Pribadi 18 Persen Pengguna Internet di AS
jpnn.com - WASHINGTON - Aksi kejahatan dunia maya dipredikasi bakal semakin parah di masa datang. Hal ini berkiblat pada studi yang dilakukan Pew Research Center yang menunjukkan adanya peningkatan pencurian data pribadi pada awal tahun ini.
Dari penelitian itu terungkap bahwa sekitar 18 persen pengguna internet di AS telah menjadi sasaran aksi pencurian data pribadi penting seperti informasi rekening bank dan akun penting lainnya. Studi yang dilakukan pada Januari itu juga menunjukkan peningkatan tajam dari pertengahan 2013 yang hanya mencapai 11 persen.
Menurut laman asiaone, survei tersebut juga menemukan sekitar 21 persen pengguna internet memiliki email atau jaringan sosial dengan kode keamanan yang sama. Temuan datang di tengah kekhawatiran atas temuan celah atau bug bernama Heartbleed". Bug itu menargetkan software OpenSLL yang biasanya digunakan untuk menjaga keamanan data, berpotensi membuka jalan bagi hacker untuk mencuri informasi tanpa meninggalkan jejak.
Pada awalnya, para ahli keamanan menganjurkan perusahaan-perusahaan untuk fokus mengamankan kerentanan website. Namun peringatan diperluas terkait ancaman terhadap teknologi yang digunakan di data center dan perangkat mobile yang menjalankan Android Google serta iOS Apple.
Para ahli keamanan mengatakan, terdapat sejumlah aplikasi mobile yang juga cenderung rentan karena menggunakan kode OpenSSL. Para developer pun disarankan untuk segera mencari tahu celah keamanan dan memperbaikinya.
Perusahaan-perusahaan teknologi dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) menanggapi serius ancaman keamanan tersebut. Pejabat federal memperingatkan bank-bank dan pelaku bisnis untuk mewaspadai kemungkinan pencurian data menggunakan bug Heartbleed oleh hacker.
Cisco System, Hewlett-Packard (HP), International Business Machines (IBM), Intel, Juniper Network, Oracle, dan Red Hat, juga telah memperingatkan konsumen mengenai Heartbleed. Sejumlah pembaruan juga telah dirilis, salah satunya BlackBerry yang telah siap. (esy/jpnn)
WASHINGTON - Aksi kejahatan dunia maya dipredikasi bakal semakin parah di masa datang. Hal ini berkiblat pada studi yang dilakukan Pew Research Center
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemerintah Albania Menilai TikTok Bisa Mendorong Anak-Anak Melakukan Kekerasan
- Equnix Apresiasi Penggerak Teknologi Mandiri di Indonesia
- Sambut Libur Akhir Tahun, WhatsApp Hadirkan Fitur Baru, Seru!
- Asus TUF Gaming A14, Laptop Tipis dengan Performa Andal
- Threads Menguji Coba Fitur Baru, Simak Nih
- Cloudflare 2024 Year In Review, Keamanan Siber Harus Jadi Perhatian