Hadapi Isu Resesi 2023, Airlangga: Kami Optimistis, Tetapi Harus Waspada
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia mampu menghadapi potensi resesi global pada 2023.
Hal itu diungkapkan Airlangga menanggapi sejumlah pakar yang memprediksi 2023 merupakan tahun terberat.
Dia menyebut, pemerintah memiliki sejumlah strategi yang bakal dijalankan guna menjaga agar Indonesia mampu melewati badai 2023 mendatang.
"Kami tetap optimistis, namun harus terus waspada," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12).
Dalam seminar Outlook Perekonomian 2023 yang bertajuk 'Menjaga Resiliensi Ekonomi melalui Transformasi Struktural' belum lama ini, Ketua Umum Golkar itu mengatakan sejumlah strategi yang bakal dijalankan oleh pemerintah.
Dia mengatakan pemerintah akan menjaga pertumbuhan ekonomi berada di angka 4,7-5,3%, memanfaatkan kepercayaan dunia untuk mendorong investasi, antisipasi inflasi global, dan pengetatan kebijakan moneter, menjaga neraca perdagangan agar tetap surplus, serta menjaga daya beli masyarakat melalui penyaluran Bansos.
"Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, namun harus waspada dan antisipasi terhadap tantangan global," tuturnya.
Airlangga mengatakan pengalaman dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang berlangsung selama kurang lebih 2 tahun bisa menjadi modal awal untuk menghadapi krisis lain di masa mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia mampu menghadapi potensi resesi global pada 2023. Begini strateginya.
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi
- Menko Airlangga Ungkap Program Belanja Murah Akhir Tahun Cetak Transaksi Rp 71,5 Triliun
- Nilai Transaksi di Program EPIC Sale Mencapai Rp 14,9 Triliun
- Transaksi Program BINA Diskon 2024 Tembus Rp 25,4 Triliun, Ini Harapan Menko Airlangga
- Didominasi Penjualan Produk Lokal, Harbolnas 2024 Cetak Transaksi Fantastis
- Penyaluran Jauh Lampui Target, Akses KUR Diperluas Hingga 2 Juta Debitur Baru