Hadapi Krisis Global, DPR Usulkan Diversifikasi Ekspor
Senin, 28 November 2011 – 15:21 WIB
Karena itu kata Fauzi penanganan dari sisi pasar uang semata dan menafikan penguatan sektor riil domestik, akan membuat pemerintah mengalami shock bila krisis Eropa merambah ke sektor-sektor yang tak pernah diduga sebelumnya, yang bersifat non-moneter.
Baca Juga:
BPS juga sempat menyatakan nilai total ekspor selama September 2011 mencapai US$17,82 miliar, turun 4,45 persen dari nilai ekspor Agustus yang nilainya US$18,81 miliar.
Tapi nilai ini masih lebih tinggi 46,28 persen dari kurun waktu yang sama pada 2010. Sejak 2008, nilai ekspor memang cenderung menurun pada September 2011. "Meski demikian perlambatan ekonomi di AS dan beberapa negara Eropa merupakan faktor tambahan yang menyebabkan penurunan ini," imbuhnya.
Penurunan nilai ekspor selama September 2011 hanya terjadi pada komoditas ekspor nonmigas. Ekspor migas masih tercatat naik 1,95 persen dari bulan sebelumnya. Dari catatan BPS terungkap nilai ekspor nonmigas pada September 2011 sebanyak US$13,56 miliar atau turun 6,24 persen dari bulan sebelumnya. Penurunan ekspor nonmigas ini terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, pakaian jadi, dan berbagai produk kimia.
JAKARTA - Proses pemulihan krisis utang yang melanda Eropa diperkirakan membutuhkan waktu panjang. Kondisi seperti ini harusnya mendorong Indonesia
BERITA TERKAIT
- Gandeng LAPI ITB, Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Investigasi Kualitas Pertamax
- Mendag Klaim Harga Minyakita Bakal Turun Pekan Ini
- Mendag Budi Santoso Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Menyegel SPBU Nakal di Sleman
- Optimalisasi MCP untuk Kemajuan Sektor Maritim Nasional, BKI Gelar FGD
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Startup Lokal Buktikan Keunggulan di Startup4Industry 2024