Hadapi Krisis, Langkah BI Kontradiktif
Senin, 13 Oktober 2008 – 16:02 WIB
Fraksi PKS memandang bahwa secara umum perubahan asumsi ini memang perlu dilakukan. Namun terkait beberapa besaran asumsi makroekonomi kami menilai perlunya dilakukan penajaman pembahasan di panitia kerja. Guna mengantisipasi agar kondisi ekonomi bangsa tidak semakin parah, Fraksi PKS menyarankan sebagai berikut: Pertama, koreksi angka pertumbuhan ekonomi dari 6,3 persen menuju kisaran 5,5 persen sampai 6,1 persen adalah sebuah pilihan yang dapat dipahami. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa imbas dari krisis keuangan telah berdampak pada perlambatan perekonomian dunia. Kecenderungan terjadinya pergeseran dari resesi menuju depresi di Amerika Serikat akan mengurangi porsi konsumsi dunia secara signifikan. Perlambatan ini tentunya akan sangat berpengaruh pada perekonomian domestik kita.
"Namun sekali lagi perlu kami tekankan tentang pentingnya aspek kualitas dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Sebagaimana diketahui, bagian dari penduduk Indonesia yang akan merasakan pukulan berat akibat suatu krisis sudah pasti adalah mereka yang berpenghasilan rendah. Hal utama yang menjadi tantangan pemerintah adalah bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan sehingga bisa berdampak pula pada penurunan angka kemiskinan.
Untuk itu, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dapat tercapai dengan memprioritaskan sektor tradeable yang tentunya memiliki efek pengganda yang cukup tinggi dalam hal penyerapan tenaga kerja, seperti sektor pertanian dan manufaktur, yang merupakan sektor kunci dan yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor-sektor lain.
Kedua, perubahan asumsi nilai tukar menjadi Rp9400 per US Dollar dari sebelumnya sebesar Rp9150 per US Dollar adalah besaran yang wajar di tengah tekanan terhadap rupiah akibat kenaikan permintaan Dollar di pasar uang. Stabilitas nilai tukar akan menjadi sangat penting demi menjaga daya beli masyarakat akibat tekanan inflasi dari luar negeri yang menyakitkan.
JAKARTA - Fraksi PKS menilai langkah-langkah yang diambil Bank Indonesia dalam menghadapi situasi krisis keuangan ternyata bersifat ad hoc dan kontradiktif
BERITA TERKAIT
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja
- Selamat! Dirut SIG Raih Top CEO Indonesia Awards 2024
- Garudafood Dorong Ekonomi Inklusif, Berdayakan UMKM
- Grab Berkolaborasi dengan TikTok Hadirkan Program Seru di Jakarta
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen
- 53 UMKM akan Hadir di Pertamina Eco RunFest 2024, Ada Pilihan yang Sangat Menarik!