Hadapi Pasar Bebas, Pertanian Indonesia Butuh Efisiensi

jpnn.com, JAKARTA - Seiring berlakunya pasar bebas atau globalisasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), arus barang, termasuk produk pertanian seperti bahan pangan pokok akan semakin bebas dan mudah memasuki wilayah Indonesia.
Hal itu bisa menjadi ancaman bagi petani lokal dan berpotensi menimbulkan ketergantungan pangan kepada asing.
Karena itu, Ketua Umun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan, kunci menghadapi globalisasi tersebut adalah efisiensi usaha tani.
Potensi ancaman tersebut bisa dihadapi dengan langkah-langkah yang bersifat mikro.
Di antaranya, meningkatkan jumlah produksi sehingga tercapai kecukupan pangan nasional dan meningkatkan efisiensi biaya produksi sehingga produk pertanian memiliki daya saing harga.
"Selain itu, meningkatkan kualitas sehingga produk pertanian memiliki daya saing kompetitif serta mengupayakan kontinuitas suplai pangan," ujar Moeldoko, Selasa (16/1).
Secara makro, misalnya, perlunya regulasi sektor pertanian dan perlindungan yang lebih baik kepada petani termasuk perlindungan dari berbagai bencana alam.
Termasuk pengembangan sarana dan prasarana pertanian termasuk pengembangan industri alsintan dalam negeri.
Diperlukan pengembangan sarana dan prasarana pertanian termasuk industri alsintan dalam negeri.
- Mitra Binaan Pupuk Kaltim Lakukan Ekspor Perdana ke Filipina
- BPK Diminta Pertimbangkan Revisi UU BUMN terkait Pengawasan Uang Negara
- BRI Insurance Bayarkan Klaim Asuransi Alat Berat Senilai Rp 438 Juta
- JCI East Java Dorong Pengusaha Muda Aktif Mengembangkan Diri
- Ekonom Mewanti-Wanti, Pengelolaan Danantara Jangan jadi Bola Panas
- Telepon Kadishub di Sela Retreat, Agung Nugroho Ingin Tarif Baru Parkir Terealisasi