Hadapi Pilpres, Golkar Dinilai Tak Punya Sikap
jpnn.com - JAKARTA - Peneliti politik dari LIPI, Profesor Siti Zuhro memberikan apresiasi kepada Partai Demokrat yang mulai menjajaki pembentukan poros baru, menuju pemilu presiden Juli mendatang.
Menurut Siti, momentumnya tepat, apalagi bersamaan dengan Partai Golkar yang memperlihatkan ketidakjelasan sikapnya untuk membangun koalisi.
"Saya lihat, Partai Demokrat mulai semangat menghadapi pilpres dengan merintis poros baru ketika Partai Golkar yang dapat 15 persen suara, tapi tidak memperlihatkan kesungguhan," kata Siti Zuhro, di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (24/4).
Menurut Siti yang akrab disapa Wiwik, ketidak-seriusan Golkar menghadapi pilpres di samping tidak tercapainya target pileg, juga dipicu oleh pernyataan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie yang tidak jelas.
"Ketua Umum Golkar akan tetap maju sebagai capres. Kalau kalah akan dukung capres yang menang. Ini semakin tidak jelas lagi sikapnya," tegas Wiwik.
Dengan sikap politik Ketua Umum Golkar seperti itu, pertanyaan Wiwik, gerombolan partai politik mana yang mau mendekati Golkar? "Kan sampai saat ini belum ada partai politik peserta pemilu yang mendekati Golkar," ungkapnya.
Di sisi lain, menurut dia, keputusan Golkar mengusung Aburizal Bakrie sudah final dan tidak terpengaruh oleh perolehan suaranya di pileg. "Siapa cawapres dan pendukungnya, itu yang perlu diendus," pungkasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Peneliti politik dari LIPI, Profesor Siti Zuhro memberikan apresiasi kepada Partai Demokrat yang mulai menjajaki pembentukan poros baru,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila
- Legislator Golkar Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink, Ini Alasannya
- KPK Didesak Dalami Info Pertemuan Abdul Gani Kasuba dan Anak Komisaris Mineral Trobos
- Kutuk Aksi Carok di Sampang, Kiai Nasih Dorong Proses Hukum yang Cepat
- Pj Gubernur Sumut Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Perdagangan dengan Jepang
- Forum Kiai Jakarta Sebut Pernyataan Suswono Bukan Penistaan Nabi Muhammad