Hadapi Tantangan Global 2023, Pemerintah Harus Perkuat Ekonomi Domestik

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menjaga perekonomian nasional.
Namun tantangan di tahun depan berbeda sehingga pemerintah harus melakukan sejumlah antisipasi dan mitigasi.
“Kita perlu mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menjaga berbagai indikator makroekonomi pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar yang relatif aman dan terkendali di tengah gejolak perekonomian global dan kenaikan harga BBM,” tegas Teguh, Rabu (14/12/2022).
Namun di tahun depan, tantangan bukan saja datang dari global, namun juga target defisit APBN maksimal 3 persen dari APBN.
“Di Tahun depan pemerintah akan menghadapi tantangan yang sangat berbeda karena defisit APBN maksimal 3 persen dari PDB, ancaman resesi global sehingga pemerintah harus melakukan antisipasi dan mitigasi melalui penguatan perekonomian domestik,” ujar Teguh.
Saat ini perekonomian domestik menjadi tulang punggung terbesar dari perekonomian indonesia. Konsumsi rumah tangga yang menyumbang 54,42 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk itu tugas besar pemerintah untuk menjaga belanja masyarakat tetap tumbuh.
“Di antaranya dengan bantuan UMKM, Bansos, perlindungan tenaga kerja dari PHK, dan peningkatan Dana Desa perlu dilakukan untuk menggerakkan perekonomian domestik,” ungkap Teguh.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan sejumlah capaian pemerintah dalam menjaga perekonomian nasional.
Saat ini perekonomian domestik menjadi tulang punggung terbesar dari perekonomian indonesia. Konsumsi rumah tangga yang menyumbang 54,42 persen PDB.
- Luhut dan Airlangga Bentuk Tim Khusus untuk Sikat Penghambat Investasi
- Bitcoin Terkoreksi USD 80 Ribu, Peluang atau Ancaman bagi Investor?
- Tingkatkan Ekonomi Setelah Tsunami Selat Sunda, Istri Nelayan Produksi Aneka Olahan Laut
- Sandiaga Uno: SI IKLAS jadi Awal Kebangkitan Ekonomi
- Ekonom Sebut Penghentian PSN Berisiko Picu Ketidakpastian Ekonomi
- Masjid Al Ikhlas di PIK, Perpaduan Ibadah dan Ekonomi Berkelanjutan