Hadapi Ujian Praktik Bagaikan Menunggu Hari Pernikahan
"Pengalaman kami beberapa kali menjadi juri di kompetisi nasional di Indonesia tidak dihitung panitia WBC. Sebab, Indonesia baru terdaftar di WBC tahun ini (2013)," terang Hendri.
Padahal, Hendri menjadi juri di kompetisi lokal sejak 2009, sedangkan Mira lebih lama lagi, yakni sejak 2008. Hendri mengikuti sertifikasi juri dunia itu dua kali. Pada sertifikasi pertama di Korea pada 2011, dia tidak lulus. Karena itu, dia mencoba lagi di Nagoya pada 2012.
Setelah dinyatakan lolos seleksi awal, Hendri dan Mira mesti mengikuti tes praktik selama dua hari. Menurut Mira, tes dua hari itu cukup berat. Dia mengibaratkan menghadapi hari pernikahan. "Stresnya seperti mau nikah," kelakar istri Resha Nareshwara tersebut.
Selama dua hari itu, peserta menghadapi tes tulis dan tes penjurian. Untuk tes tulis, materinya menyangkut pengetahuan umum tentang kopi, peraturan kejuaraan, dan mock up competition. Pada tes penjurian, peserta diminta menilai kinerja barista dalam menyiapkan kopi seduhannya.
"Dalam tes menguji barista itulah sering ada jebakan-jebakan yang kalau kita tidak hati-hati bisa terjebak betulan," papar Hendri.
Misalnya, Mira pernah dikelabui panitia saat tes citarasa. Ketika itu, dia disuguhi kopi yang, kata panitia, sudah diberi zat perasa tertentu. Mira lalu disuruh menyebutkan rasa apa yang ada dalam kopi itu.
"Kopi itu ternyata tidak diberi perasa apa-apa. Kopi itu sudah memiliki rasa asli buah-buahan," jelas perempuan 30 tahun tersebut.
Hendri maupun Mira mengaku, tujuan mengikuti sertifikasi juri dunia semata-mata adalah ingin mengangkat profesi barista Indonesia. Menurut mereka, dengan menjadi juri di kompetisi dunia, mereka bisa mendapat wawasan baru dan lebih luas untuk kemudian ditularkan kepada barista Indonesia.
Di luar pelaku industri kopi, mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Indonesia punya dua juri lomba barista internasional. Mereka adalah Hendri Kurniawan
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara