Hadiah Lebaran Tak Terlupakan saat Reuni Pemilik Hati Baru

Jaga Semangat, si Juru Selamat Simpan Boneka dan Bejana

Hadiah Lebaran Tak Terlupakan saat Reuni Pemilik Hati Baru
Dahlan Iskan (kiri) bersama Prof Deng Yong Lin dan bayi 2 tahun yang ganti hati saat berumur 7 bulan.
Kini, dialah “alumni” termuda. Juga rekor dunia termuda yang menjalani transplantasi hati. Sedangkan rekor dunia tertua juga terjadi di rumah sakit ini. Yakni dipegang orang yang umurnya 82 tahun. Berarti sudah berubah dibanding dengan apa yang saya tulis di buku “Ganti Hati” yang menyebutkan rekor tertua adalah 79 tahun.

Ada juga atraksi menggembirakan. Yakni tampilnya dua “alumni” yang punya prestasi fisik yang sangat baik. Yang satu menjadi juara renang antarpasien transplantasi dua tahun berturut-turut. Yakni dalam forum Porseni khusus untuk pasien transplant. Satunya lagi seorang pelatih kungfu yang setelah dua tahun ganti hati sudah kembali melatih anak-anak didiknya. Hari itu beberapa anak didiknya juga ditampilkan di panggung bermain kungfu dengan gurunya. Permainannya sudah sangat seru. Sayang, dalam adegan terakhir, ketika sang suhu harus berdiri di atas satu kaki dalam gerakan kungfu penutup, dia gagal. Rupanya, dia sudah kelelahan. Hadirin pun bertepuk tangan riuh.

Prof Shen Zhong Yang tampil sangat low profile di panggung. Itu kelihatan dari adegan berikut ini. Di panggung muncul dua gadis. Yang satu membawa boneka “banana-bajamas”. Satunya lagi membawa bejana terbuat dari kaca. Serupa dengan bejana  yang biasa ditaruh di atas meja untuk memelihara ikan hias. “Boneka dan bejana ini Anda abadikan di ruang kerja Anda. Mengapa?” tanya MC yang tak lain adalah penyiar penting CCTV, stasiun TV milik pemerintah pusat Tiongkok itu. 

Prof Shen lantas menceritakan apa hubungan boneka dan bejana itu dalam hidupnya. Boneka itu ternyata milik pasiennya yang masih berumur 7 bulan. Sang anak harus menjalani ganti hati. Namun, tidak segera dapat donor. Sudah 28 orang dicadangkan, tapi tidak satu pun ada yang cocok. Anak itu akhirnya meninggal dunia. Prof Shen sangat sedih. Itu delapan tahun lalu ketika rumah sakit ini belum terlalu kuat.

“Pemilik boneka inilah salah satu yang membuat semangat saya terus meluap-luap untuk memajukan rumah sakit ini. Karena itu, boneka ini selalu saya taruh di kamar kerja saya,” ujarnya. “Sekarang, tidak akan terjadi lagi peristiwa seperti itu,” tambahnya.

Lalu, bagaimana kisah tentang bejana ikan hias itu? “Ini milik seorang pemuda 28 tahun. Dia selalu membawa ikan hias dalam kamarnya. Dia sudah berhasil menjalani ganti hati dengan baik. Tapi kemudian terkena infeksi. Meninggal dunia,” kisahnya. Bejana itu jadi peringatan penting bahwa perawatan setelah ganti hati tidak kalah pentingnya dengan pelaksanaan operasinya. Maka Prof Shen kembali menekankan pentingnya kedisiplinan pasien ganti hati dalam melakukan perawatan dirinya.

Rupanya dua benda itu yang telah membuat prestasi rumah sakit tersebut menjadi yang terbaik di dunia untuk bidang ganti hati.  Jumlah “alumni” ganti hati seluruh dunia, kalau dikumpulkan, sudah kalah dengan satu rumah sakit ini saja. Rekor apa pun dipecahkan di sini. Termasuk rekor operasi tanpa transfusi darah.

Ide dan semangat mendirikan rumah sakit itu juga berlatar belakang sikap “ai guo” (cinta negara)-nya yang luar biasa. “Sebagai orang Tiongkok, saya merasa terhina negara saya diremehkan di dunia luar,” katanya. Perasaan itu muncul saat dia memperdalam bidang transplantasi di Jepang. “Sejak menyelesaikan gelar doktor di Jepang, saya sudah bertekad menjadikan Tiongkok yang terbaik di dunia dalam bidang transplantasi hati,” katanya. “Dalam perjalanan pulang dari Jepang, sambil memanggul buku-buku yang sangat berat, sampai badan saya pegal semua, saya terus memikirkan bagaimana mendirikan rumah sakit ini,” tambahnya.

Saat Lebaran lalu CEO/Chairman Jawa Pos DAHLAN ISKAN menjadi orang asing satu-satunya yang diundang hadir pada reuni hampir seribu orang pemilik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News