Hadiri Puncak BBKS, Mensos Risma Cerita Terobosan Saat Menjabat Wali Kota Surabaya
Pemerintah selanjutnya mengedukasi pengolahan sampah menjadi kompos oleh masyarakat dengan mendirikan rumah kompos.
"Strategi ini, secara bertahap bisa menunjukkan hasil. Pelan-pelan sampah yang biasa dibuang ke TPA, volumenya berkurang. Dari sebelumnya enam ribu ton menjadi tiga ribu ton. Saat saya tinggal tidak lebih dari seribu ton," bebernya.
Persoalan lainnya terkait pemenuhan kebutuhan sayur mayur, karena Surabaya memang tidak memiliki lahan tersisa dan harus mencukupi kebutuhan sayuran dari daerah lain.
"Menggerakkan potensi masyarakat, kini setiap rumah menanam sayuran. Jadi kalau ada kelangkaan cabai, warga Surabaya sudah punya sendiri di rumah," tuturnya.
Kesetiakawanan sosial dan gotong royong juga menjadi solusi dari permasalahan krusial di Surabaya lainnya, yakni masalah banjir dan penanggulangan pandemi Covid-19.
Menurut Mensos, Kota Surabaya memiliki pompa air, tapi tidak bisa dioperasikan karena tidak ada bahan bakar.
"Mendengar pernyataan saya, warga Surabaya secara sukarela menyumbang bahan bakar. Akhirnya pompa bisa beroperasi dan banjir bisa diatasi," katanya.
Menurutnya, pandemi juga membangkitkan masyarakat menyumbang apa saja untuk membantu sesama.
Mensos Risma menceritakan pengalamannya saat menjabat Wali Kota Surabaya saat menyampaikan sambutan di puncak acara BBKS. Simak penuturannya
- Percepat Pengentasan Kemiskinan, Kemensos-Kemendagri Bersinergi Wujudkan Data Tunggal
- Hasto PDIP Yakin Jatim Tidak Akan Kebanjiran Kalau Dipimpin Risma-Gus Hans
- Mendes Yandri dan Mensos Gus Ipul Teken MoU, Siap Berkolaborasi Entaskan Kemiskinan
- Mensos Gus Ipul Pantau Kebutuhan Pengungsi Erupsi Lewotobi, Bantuan Terus Bergulir
- Kemensos-Kitabisa Bersinergi, Serahkan Bantuan Atensi Pemerlu Pelayanan
- Mensos Gus Ipul Pastikan Bantuan Sosial Pengungsi Lewotobi Mencukupi