Catatan Ketua MPR RI
Hadirkan Utusan Golongan di MPR untuk Mengakhiri Disharmoni Bangsa

jpnn.com, JAKARTA - Atas nama fakta tentang kodrat kebinekaan bangsa, sistem ketatanegaraan Indonesia haruslah berkekuatan merekatkan.
Eksistensi Utusan Golongan dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sejatinya refleksi keutuhan dari semua elemen bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika.
Kini terbukti bahwa eliminasi Utusan Golongan dari MPR melalui amendemen konstitusi nyata-nyata telah memperlemah fungsi dan sistem ketatanegaraan sebagai perekat kebinekaan.
Sudah cukup lama sebagian bangsa merasakan disharmoni dalam dinamika kehidupan bersama.
Sudah menjadi fakta pula bahwa kecenderungan itu terjadi karena menggejalanya reduksi akan semangat merawat hakikat persatuan dan kesatuan.
Ada begitu banyak contoh kasus di akar rumput yang memberi gambaran nyata tentang disharmoni tersebut.
Warisan leluhur tentang nilai-nilai saling peduli dan semangat gotong royong mulai terkikis.
Guyub dan rukun sebagai akar budaya dan kearifan lokal yang selalu mempertemukan keragaman budaya bangsa pun sering terkoyak hanya karena beda pandangan, beda keyakinan, serta beda pilihan politik.
Urgensi kehadiran Utusan Golongan di MPR praktis tak terbantahkan untuk mengakhiri disharmoni bangsa yang saat ini masih terjadi
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pimpinan MPR Respons soal Terbitnya Inpres Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
- Ketua MPR: Tindakan Kelompok Radikal Bisa Ciderai Perjuangan Rakyat Palestina
- Gala Premiere Film Pinjam 100 The Movie Sukses, Bamsoet: Bisa jadi Cermin Generasi Muda