Hadrian Noor, Investigator Keselamatan Transportasi

Tega Tak Luluskan Uji Kir Kendaraan Ayah Sendiri

Hadrian Noor, Investigator Keselamatan Transportasi
Hadrian Noor, Investigator Keselamatan Transportasi

Hanya kecelakaan transportasi yang bersifat luar biasa yang mereka investigasi. Antara lain, insiden lalu lintas jalan yang menimbulkan korban meninggal dunia (MD) minimal delapan orang, mengundang perhatian luas karena melibatkan tokoh ternama atau figur publik, dan menimbulkan polemik maupun kontroversi. Juga kecelakaan yang mengakibatkan prasarana rusak berat, berulang-ulang pada merek dan tipe kendaraan yang sama, terjadi di satu titik lokasi lebih dari tiga kali setahun, serta mengakibatkan kerusakan atau pencemaran lingkungan gara-gara limbah atau bahan berbahaya beracun. ”Pihak polres sering meminta kami untuk menginvestigasi meski jumlah korban MD hanya 1–2 sebagai bahan keterangan saksi ahli dalam berkas penyelidikan maupun sidang,” terangnya.

Investigasi yang berkesan bagi Hadrian justru ketika meneliti kecelakaan mobil listrik Tucuxi yang dikendarai Dahlan Iskan ketika menjabat menteri BUMN, 5 Januari 2013. Bagi dia, banyak kecelakaan menonjol terjadi pada kendaraan berbahan bakar minyak. Sedangkan mobil yang diinvestigasi termasuk produk penelitian yang belum diproduksi masal maupun dirancang-bangun. ”Waktu itu saya diperintahkan berangkat pukul 02.00 dini hari,” ingatnya.

Hadrian menambahkan, sampai kini dirinya bersama Chisjqiel masih menuntaskan investigasi insiden kereta inspeksi Sindoro yang bertabrakan dengan truk crane. Insiden itu terjadi di lintasan yang sebidang dengan jalan di Banjar Kemantren, Buduran, Sidoarjo, pada 16 Juli 2014 menjelang dini hari. ”Kereta baru kembali dari Banyuwangi setelah ditumpangi wakil menteri perhubungan untuk meninjau arus Lebaran,” ucap Hadrian, yang Mei 2016 pensiun sebagai PNS.

Kegalauan segera mengakhiri tugas sebagai abdi negara sempat menderanya. Sebagai investigator keselamatan transportasi senior yang berlatar belakang pendidikan STM, dia menilai proses regenerasi sampai kini belum terealisasi. Sekali pun masa berlakunya sebagai investigator KNKT masih empat tahun lagi. ”Ada tiga personel di Jatim yang sedang diproses pengajuannya di KNKT,” ucap bapak dua anak dan kakek dua cucu itu.

Tiga calon tersebut adalah Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian UPT LLAJ Kediri Nurul Ahzan, Staf Teknik Rancang Bangun Bidang Lalu Lintas Dishub LLAJ Jatim Tri Prasetyo, dan Staf UPT LLAJ Lamongan di JT Baureno Slamet. ”Mudah-mudahan pengajuan segera dikabulkan,” harap Hadrian. (*/c11/ayi)


Belum banyak investigator keselamatan transportasi di Indonesia. Di antara yang sedikit itu, salah satunya Hadrian Noor. Meski hanya lulusan STM,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News