Hafiz Khairul Rijal, Mantan Pekerja PBB yang Jadi Pengusaha Es Dawet
Tinggalkan Bayaran Rp 18 Juta Per Bulan
Jumat, 03 Februari 2012 – 00:03 WIB
Sembari kuliah, Hafiz menjajal semua peluang usaha. Mulai laundry, jual beli ponsel, parfum, hingga sepatu. Total sekitar sepuluh usaha dia tekuni selama kuliah. Sayang, semuanya gagal. Tetapi, dia pantang menyerah. "Saya tidak pernah malu setiap berangkat kuliah bawa sepatu-sepatu cewek di tas," katanya.
Hafiz bukannya tidak punya pilihan untuk berkarir cemerlang. Setelah lulus kuliah, dia pernah bekerja sebagai penerjemah di lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa di Aceh pada 2005. Saat itu lembaga internasional tersebut sedang memonitor Aceh pascatsunami dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
"Saya bekerja dengan gaji USD 1.500 (sekitar Rp 13,5 juta) per bulan. Cukup banyak untuk anak yang baru lulus kuliah," kata lelaki kelahiran Jakarta, 13 Agustus 1978, itu.
Hampir dua tahun bekerja, prestasi Hafiz cukup bagus. Bahkan, dia ditawari menggarap proyek di Timor Leste. Gajinya dinaikkan menjadi USD 2 ribu atau setara Rp 18 juta per bulan. Namun Hafiz yang sejak kuliah sudah bermimpi menjadi pengusaha, menolaknya.
Menjadi pengusaha adalah pilihan hidup Hafiz Khairul Rijal. Sejak masih duduk di bangku kuliah, dia berikrar menjadi entrepreneur. Dendam terhadap
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408