Hafiz Khairul Rijal, Mantan Pekerja PBB yang Jadi Pengusaha Es Dawet
Tinggalkan Bayaran Rp 18 Juta Per Bulan
Jumat, 03 Februari 2012 – 00:03 WIB
Setelah bekerja hampir dua tahun di Aceh, dia merasa sudah saatnya untuk terjun serius di wirausaha. Keputusan yang sangat dia syukuri hingga saat ini.
Hafiz akhirnya memutuskan keluar pada 2007. Dia lantas memikirkan bisnis yang akan digeluti. Awalnya dia menekuni es cendol di tempat dia dibesarkan di Medan. Modalnya Rp 500 ribu. "Memulai bisnis tidak perlu memaksakan diri. Berapa pun modal yang kita miliki, jalani saja. Nanti terus bertambah seiring perkembangan bisnis kita," tuturnya.
Uang tersebut dia gunakan untuk meminjam gerobak di salah seorang penjual es cendol yang sudah lumayan besar. Dia menjalankan sendiri gerobak tersebut. Banyak orang mencibir Hafiz. Sebab, sebagai sarjana, dia dianggap tidak pantas berjualan dengan mendorong gerobak. Namun, Hafiz tak mau termakan omongan orang-orang. Dia terus menjalankan usaha.
Ketika itu semua proses usaha dia jalani sendiri. Mulai proses produksi hingga pemasaran. Proses produksi seperti memotong daun suji (campuran warna hijau pada cendol atau dawet), memeras kelapa untuk santan, hingga mencampur semua bahan dengan tepung.
Menjadi pengusaha adalah pilihan hidup Hafiz Khairul Rijal. Sejak masih duduk di bangku kuliah, dia berikrar menjadi entrepreneur. Dendam terhadap
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408