Hahh! Munaslub Golkar Tidak Memilih Ketum Baru??

jpnn.com - JAKARTA - Jelang Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali, 23-25 Mei, beragam isu liar bergulir memanaskan internal partai berlambang beringin. Salah satunya adalah kabar bahwa munaslub nanti tidak mengagendakan pemilihan ketua umum baru.
Kabar burung di Pohon Beringin ini muncul, menyusul kepengurusan rekonsiliasi periode 2014-2019 yang baru disahkan Menkumham. Dalam kepengurusan itu turut mengakomodir kubu Ancol.
Nah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil rekonsiliasi, Zainuddin Amali membantah semua isu tersebut. Ia memastikan bahwa munaslub nanti akan tetap memilih ketua umum baru.
"Saya pastikan Munaslub Partai Golkar akan memilih Ketua Umum Partai Golkar yang baru meskipun Menkumham telah mengeluarkan SK Kepengurusan Partai Golkar yang baru untuk periode 2014-2019," kata Amali di gedung DPR Jakarta, Rabu (27/4).
Dia mengakui, ada sejumlah pendapat bahwa munaslub tak perlu lagi memilih ketum baru, cukup menetapkan kepengurusan hasil rekonsiliasi yang sudah disahkan tersebut secara paripurna.
Di sisi lain ada yang berpendapat ketum baru nanti belum tentu mampu menciptakan situasi yang kondusif di internal partai nantinya.
"Memang ada beberapa pendapat. Tapi mayoritas di Golkar menginginkan adanya pemilihan ketua umum baru," tambah mantan Sekjen Golkar hasil Munas Ancol tersebut. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pelajar Indonesia Raih Prestasi Gemilang dalam Ujian Cambridge International
- Berkontribusi Menekan Prevalensi Penyakit Kronis, Prodia Gelar Seminar Dokter Nasional
- Oneject Indonesia Luncurkan Mesin Hemodialisa & Kantong Cuci Darah, Menkes Bilang Begini
- Pemkot Sukabumi Tak Izinkan Kegiatan Pasar Kaget Selama Ramadan
- Setelah Ikut Retret, Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardana Siap Sinergikan Program Pusat dan Daerah
- Keluarga Almarhumah Kesya Lestaluhu dan Kepala Suku Biak Mengadu ke Komnas Perempuan