Haider Al Asnawi Koboi Kelahiran Irak

Tahun lalu dia menjadi pemenang kedua di kejuaraan Northern Cowboys Association untuk kategori penunggang banteng Junior dan bertanding untuk merebut gelar nasional di Dalby.
Haider mengakui kalau rodeo adalah olahraga yang berbahaya, tapi tumbuh besar di Nasiriyah, Irak bagian tenggara, dia memandangnya sebagai hal yang relatif.
"Banteng bisa membunuh anda, begitu juga dengan tembakan senjata," katanya.
Nasiriyah berada ditengah salah satu pertempuran paling menakutkan antara Irak dan angkatan laut Amerika selama berlangsungnya invasi AS ke Irak pada tahun 2003.
"Itu masa yang sangat menakutkan .. anda bisa bermain di jalan dan tiba-tiba saja entah dari mana asalnya, ada tembakan senjata dan bom secara tiba-tiba, dan anda harus bersembunyi," katanya.
Haider, ibunya dan ketiga orang saudara laki-lakinya pindah ke Australia pada tahun 2009, dan akhirnya bisa berkumpul dengan ayah Haider yang tiba lebih dahulu 20 tahun yang lalu.
Menukar peluru dengan menunggang banteng bukan masa depan yang menjanjikan yang dibayangkan ibu Haider bagi anaknya.
"Ibu saya, dia sedikit khawatir dan seperti ibu pada umumnya tapi dia cukup mendukung. Sementara ayah, dia tidak terlalu khawatir, tapi dia mengizinkan saya untuk menunggang banteng juga," katanya.
Menggunakan topi koboi, sepatu bertaji dan jaket rumbai, penampilan Haider Al Hasnawi jauh dari gambaran kebanyakan pria muda Muslim.Remaja pria
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia