Haji
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Ibadah haji selalu menjadi ritual yang sangat istimewa bagi umat Islam.
Apalagi di Indonesia, haji telah menjadi ritual religi dan sosial yang bukan hanya menunjukkan tingkat kesalehan seseorang, tetapi juga menjadi indikator status sosial seseorang.
Karena itu, gelar haji di depan nama seseorang menjadi sangat penting untuk selalu dicantumkan.
Lupa menyebut gelar haji, atau tidak mencantumkan gelar haji di depan nama seseorang akan menjadi persoalan serius karena menyangkut sensitivitas tinggi yang menyangkut harga diri dan kehormatan sosial.
Mungkin hanya di Indonesia gelar haji menjadi sangat penting. Di beberapa negara seperti Malaysia maupun negara-negara Islam di Afrika Utara pencantuman gelar haji menjadi tradisi sosial.
Namun, di Indonesia implikasi gelar haji bukan hanya memengaruhi status sosial, tetapi juga politik.
Calon kepala daerah, mulai dari kabupaten-kota sampai ke level presiden akan mendapatkan legitimasi religius yang besar kalau punya gelar haji.
Demikian pula dengan calon anggota legislatif, pasti akan mendapat legitimasi yang lebih besar dengan gelar haji.
Kalau benar penundaan ini karena uang haji dipakai untuk biaya pembangunan infrastruktur, maka muncullah sebutan Haji Maskur.
- Gandeng KPK, Menag Ingin Penyelenggaraan Ibadah Haji Transparan dan Bersih
- Area Khusus untuk Jemaah Haji dan Umrah di Bandara Soetta Dinilai Penting
- BPKH Sukses Gelar Hajj Run 2024 di Padang, Begini Keseruannya
- AMPHURI Dorong Prabowo Lobi Arab Saudi, Biar Kuota Haji Indonesia Bertambah
- International Hajj Fund Forum Rumuskan Strategi Inovatif Mengelola Dana Haji
- Pemprov Kaltim Beri Bonus Ibadah Haji Bagi Para Juara MTQ Nasional 2024