Haji Romli, Elon Musk, dan Kiamat

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Haji Romli, Elon Musk, dan Kiamat
Salah satu orang terkaya di dunia Elon Musk punya cerita sedih. Foto: AFP

Makin lama bumi kian tidak kondusif untuk ditinggali. Bumi sekarang sudah masuk dalam kategori ‘’The Uninhabitable Earth’’ tempat yang sudah tidak layak huni.

Itulah yang diingatkan oleh David Wallace-Wells, wartawan senior dan pemerhati lingkungan.

Dalam ‘’The Uninhabitable Earth’’ (2020) Wallace-Wells menelusuri sejarah penghidupan umat manusia, dan menyimpulkan bahwa ‘’kiamat sudah dekat’’ dan hal itu akan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.

Musk percaya bumi akan hancur disedot oleh kekuatan matahari. Hal itu bisa terjadi di masa mendatang dalam kurun waktu panjang, bisa miliaran tahun. Namun, Wallace-Wells mengatakan kehancuran bisa terjadi jauh lebih cepat.

Berawal dari era pertanian, menetap, beternak yang berlanjut dengan adanya revolusi industri hingga era globalisasi saat ini, manusia secara sadar dan tidak--seringnya tidak--telah menghasilkan emisi karbon yang memanaskan bumi dari tahun ke tahun.

Prediksinya adalah jika suhu bumi naik lima derajat Celsius dari saat ini, maka bumi ini tidak bisa ditinggali lagi oleh manusia. Bumi akan menciptakan fenomena ‘’Panas Maut’’.

Panasnya udara membuat manusia butuh pendingin dan hidrasi tubuh, karena ginjal kita bisa rusak ketika dehidrasi. Maka kita menggunakan pendingin udara atau AC.

Pendingin udara saat ini sudah memakan sepuluh persen dari penggunaan listrik dunia, yang emisi karbonnya berkontribusi terhadap bertambah panasnya udara. Seperti sebuah siklus yang tidak bisa kita hindari.

Haji Romli dan Elon Musk mengingatkan kita bahwa kiamat memang sudah dekat. Manusia sudah tidak punya waktu lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News