Hakim dan Saksi Ahli di Sidang Jessica Debat soal Motif Pembunuhan

jpnn.com - JAKARTA - Ahli Hukum Pidana, Edward Omar Sharif Hiariej menggarisbawahi bahwa dalam sebuah kasus pembunuhan berencana, tidak butuh motif pelaku.
Ini dia ungkap saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara kematian Wayan Mirna Salihin, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (25/8).
Nah, teori yang diajukan Edward tak bisa diterima Hakim Anggota Binsar Gultom. "Saya tidak sependapat dengan ahli. Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, tidak perlu ada motif pembunuh di dalamnya?" tanya Binsar menanggapi pernyataan Edward.
Menurut Edward, ketika ada pembunuhan, apalagi berencana, maka penegak hukum harus fokus mencari buktinya. Dibandingkan motif, tentunya tugas penegak hukum lebih memprioritaskan penguatan alat bukti.
"Kita bicara Dolus Determinatus. Kata-kata dalam 340 KUHP, barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana. Di sini bisa disimpulkan bahwa ada motif ataukah tidak, itu tidak penting. Yang penting adalah harus dibuktikan," kata Edward.
Binsar merasa tidak mendapatkan jawaban yang tepat. Dia berkeyakinan bahwa motif merupakan hal penting dalam pembunuhan berencana. Sebab, tidak mungkin orang membunuh, apalagi kasus berencana tidak didasari dengan motif yang kuat.
"Tapi praktiknya tidak mungkin pembunuhan tanpa sebab. Misalnya saya sama teman saya, kami berantam sampai pembunuhan. Tanpa ada api, itu tidak mungkin. Ternyata, motif saya membunuh, karena musuh saya itu tidak bayar hutang," jelas Binsar.
Menurutnya, dengan diungkapnya motif pelaku pembunuhan, maka otomatis akan membuat kasus terkuak. "Ini praktik bukan teori. Apakah ahli bertahan dengan kesaksian ahli bahwa Pasal 340 tidak membutuhkan motif?" tanya Binsar.
JAKARTA - Ahli Hukum Pidana, Edward Omar Sharif Hiariej menggarisbawahi bahwa dalam sebuah kasus pembunuhan berencana, tidak butuh motif pelaku.
- Motif Pembunuhan IRT di Badung Bali Terungkap, Tuh Pelakunya
- Gerebek Lokasi Perjudian Sabung Ayam di Musi Rawas, Polisi Tangkap 5 Orang
- Jadi Tersangka Kasus Pagar Laut, Kades Kohod Datangi Bareskrim
- Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal yang Ditutupi Muatan Pupuk
- 273 Mahasiswa UMTS Jadi Korban Penipuan, Miliaran Uang Kuliah Melayang, Waduh!
- Terlibat Keributan di THM, 1 Anggota TNI AL Tewas, 2 Prajurit Terluka