Halim Berbenah Terima Penerbangan Soetta
jpnn.com - JAKARTA - General Manager Bandara Halim Perdanakusuma, Iwan Khrishadianto menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa persiapan untuk menyambut peralihan penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Pasalnya mulai tahun 2014, Bandara Halim Perdanakusuma akan kedatangan 80 penerbangan per harinya dari Soekarno Hatta. Hal itu dilakukan merujuk kebijakan pemerintah mengingat Bandara Soetta yang semakin padat.
"Kita sudah menunjuk konsultan dan yang menentukan konsultannya dari kantor pusat (Angkasa Pura II-red)," ujar Iwan saat dihubungi, Rabu (19/11).
Dalam pelaksanaannya nanti, tempat parkir di Bandara Halim kata Iwan akan diperbesar. Saat ini kapasitas parkir Bandara Halim mampu menampung kendaraan dari 500-600 kendaraan. "Tempat parkir rencana ke depan ada pogram dari kantor pusat, sekarang bertingkat dua," terang Iwan.
Untuk perluasan lahan Bandara Halim, Iwan mengatakan tidak bisa dilakukan. Alasannya, tanah yang digunakan untuk membangun bandara Halim merupakan milik TNI Angkatan Udara (AU).
"Terminal belum ada tambahan, runway pun sekarang nggak mungkin bertambah, karena lahannya bukan milik AP II tapi TNI AU," tegasnya.
Sementara untuk jadwal penerbangan, sampai saat ini pihaknya mengaku belum mengetahui maskapai apa saja yang akan mendarat di Halim. "Karena ini masih dirumuskan oleh AP II melalui Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti, nanti mereka yang menentukan," tukas Iwan. (chi/jpnn)
JAKARTA - General Manager Bandara Halim Perdanakusuma, Iwan Khrishadianto menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa persiapan untuk menyambut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah