Hama Ulat Grayak Ancam Swasembada Jagung
Sejak ditemukan pertama kali, saat ini hama ulat grayak ini telah dilaporkan dan tercatat keberadaannya di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat.
Melihat sebaran serangan hama ini yang terus meluas, diperkirakan hama ini masuk ke Indonesia sudah cukup lama.
“Karena hama kan perlu fase perkembangan. Kalau melihat serangannya sudah mencapai puluhan hektare, diduga sudah lebih lama hama ini masuk Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Departemen Proteksi Tanaman IPB Suryo Wiyono mengungkapkan, serangan hama ini sangat berbahaya dan perlu penanganan yang serius.
“Kepedulian, kewaspadaan dan tindakan terukur mengatasi masalah belum sepenuhnya tumbuh,” ungkap Suryo.
Menurut suryo, semestinya ada rencana kontingensi dan dana darurat untuk menanggulangi situasi seperti ini.
Dia menambahkan, harus ada rencana kegentingan (contingency plan) untuk menghadapi situasi seperti itu.
“Dengan demikian, jika hama dan penyakit baru masuk bisa segera ditangani dengan cepat agar tidak meluas. Juga penting untuk menangkal masuknya serangan hama dan penyakit baru yang sudah muncul di negara-negara tetangga,” ujarnya.
Serangan ulat grayak jagung (Spodoptera frugiperda) mengancam swasembada jagung yang dicapai dalam beberapa waktu terakhir.
- Ganjar Ingin Menyejahterakan Petani dan Nelayan, IPB Siap Membantu
- Kementan Bersama Alumni IPB Perkuat Ketahanan Pangan Melalui Pengembangan Benih Unggul
- Mentan Amran Ajak Penyuluh di Kalsel Kerja Keras Wujudkan Kembali Swasembada
- Pakar IPB: Hati-Hati Klaim BPA Free, Ada Senyawa Berbahaya Lain yang Disembunyikan
- Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjaman Online, Begini Kronologinya
- Bubur Jagung