Hamas Berjanji Tak Gempur Israel Lagi
Berdasar perincian yang diungkap situs Palinfo, yang menandatangani kesepakatan itu adalah anggota Fatah Central Committee Azzam Al Ahmad dan Wakil Kepala Politbiro Hamas Salah Al Arouri.
Sebagai pembuka, tertulis bahwa kesepakatan itu dilakukan untuk mengakhiri perpecahan di Palestina serta mempererat persatuan demi memenuhi tujuan nasional dan mengakhiri pendudukan.
Selain itu, untuk mendirikan negara Palestina yang berdaulat berdasar peta 1967. Jerusalem bakal menjadi ibu kota Palestina. Transfer kekuasaan akan dilakukan secara damai lewat pemilu.
Tidak ada kata Israel sama sekali dalam perjanjian tersebut. Namun, sudah pasti yang dimaksud dengan pendudukan itu adalah perang enam hari yang dilakukan Israel pada Juni 1967.
Saat itu Israel berhasil menduduki sebagian wilayah Tepi Barat, Jerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan di Syria, dan Semenanjung Sinai milik Mesir.
Ada enam poin yang disepakati kedua pihak. Termasuk penyerahan kekuasaan Jalur Gaza ke PA per 1 Desember. Sejak Pemilu 2006, Jalur Gaza sepenuhnya dikuasai Hamas.
Selain itu, PA bakal mengambil alih kekuasaan administrasi dan finansial di Gaza. Mereka bisa memungut pajak di wilayah tersebut. Tapi, PA harus membayar gaji para pegawai negeri di Gaza. Mereka adalah pegawai negeri yang ditunjuk Hamas.
Hamas juga bakal menyerahkan jalur penyeberangan perbatasan di Karem Shalom dan Erez yang berbatasan dengan Israel.
Demi rekonsliasi dengan Fatah, Hamas setuju tak berulah lagi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- JDF & Ketua MPR RI Sepakat Terus Mendukung Kemerdekaan Palestina
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina