Hambit Bintih Balik Serang Kader Golkar

Hambit Bintih Balik Serang Kader Golkar
Ketua DPD Golkar Kalteng Rusliansyah saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Ricardo/JPNN.Com

"Jadi bukan Pak Rusli tidak ikut. Saya bilang, 'Ibu saya ada persoalan pilkada. Saya sudah menang'. Bu Nisa bilang, 'kalau sudah menang ya tenang saja Pak Hambit, pede'. Saya bilang, 'kita berhati-hati Bu, sekarang ini persoalan Pilkada banyak masalah'," tuturnya.

Saat pembicaraan itu, kata Hambit, Rusli menyimak dengan sangat baik. Bahkan, Rusli menyela pembicaraan Hambit dan Nisa dengan mengajukan dirinya ikut membantu mengurus masalah tersebut.

Rusli mengaku sudah pernah membantu pengurusan sengketa pilkada untuk walikota di MK sehingga berpengalaman. Namun tawarannya ini ditolak Nisa.

"Kata Pak Rusli, 'Begini saja Bu Nisa, saya yang urus Walikota yang kemarin'. Kata Bu Nisa, 'Nggak mau saya, kemarin antar uang Rp500 juta bawa cash lagi'," ucap Hambit mengutip pembicaraan keduanya.

Dari hasil pertemuan itu, Chairun Nisa akhirnya memutuskan untuk menghubungi Akil Mochtar yang saat itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi. Setelah itu pertemuan selesai.

Hambit pun mengaku selama ini jarang berkomunikasi dengan Rusli. Justru, Rusli yang kerap menghubunginya lebih dulu.

Sejak awal sebenarnya, kata dia, Chairun Nisa sudah mengingatkannya soal perilaku Rusli yang kurang baik.

"Saya kan pernah tanya juga ke Ibu Chairun Nisa, 'bagaimana Rusli ini Bu?'. Dia bilang, 'Malas saya bawa-bawa Rusli soalnya mau motong Rp500 juta duluan'," tutur dia. (flo/jpnn)


JAKARTA -- Terdakwa kasus suap sengketa pilkada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Hambit Bintih, tidak terima dengan sejumlah keterangan dari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News