Hamil, 2 Pelamar CPNS Kemenkumham Tetap Ikut Tes Kesamaptaan

jpnn.com, MAMUJU - Sebanyak 153 orang peserta wanita Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sulawesi Barat (Sulbar) menjalani tes Seleksi Kemampuan Bidang (SKB) bidang kesamaptaan pada hari kedua, Selasa (24/10). Tes SKB bidang kesamaptaan itu digelar di Stadion Manakarra, Mamuju.
 
Tapi, ada hal tak dinyana pada tes SKB kesamaptaan itu. Sebab, ada dua pelamar wanita yang sedang hamil muda dan tetap ikut SKB kesamaptaan dengan menunjukkan kekuatan mereka.

Salah seorang peserta SKB kesamaptaan yang sedang hamil mengaku tak mau kalah dalam berkompetisi dengan pelamar lainnya. Dengan penuh semangat, dia menjalani tes SKB dan merasa yakin bisa memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan panitia seleksi.

“Karena semangat mengikuti ujian seleksi dan tetap tak ingin kalah dengan peserta lainnya untuk tetap berkompetisi dalam pelaksanaan seleksi kesamaptaan,” ucap peserta hamil tersebut.

Sedangkan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Sulawesi Barat (Sulbar) Andi Farida mengatakan, jajarannya yang menjadi panitia pelaksana kegiatan tes SKB selalu memantau langsung semua pelamar. Dua peserta tes SKB yang hamil pun tak luput dari perhatian panitia tes SKB.

Andi sebelumnya telah berpesan kepada panitia pelaksana tes SKB kesamaptaan agar bisa bekerja secara profesional dan menghasilkan putra-putri terbaik sebagai CPNS Kemenkumham. Karena itu dia mewanti-wanti kepada panitia SKB agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu pelaksanaan tes kesamaptaan.
 
“Harus mengingat apa yang menjadi tujuan kita bersama untuk memilih putra-putri terbaik di Sulawesi Barat dalam mengisi formasi pegawai di jajaran Kanwil Kemenkumham Sulawesi Barat,” imbuh Andi yang didampingi Kepala Divisi Admnistrasi Kemenkumham Sulbar Anggiat Ferdinan selaku ketua Panitia Daerah (Panda) Seleksi CPNS Kemenkumham Sulbar.  
 
Anggiat menambahkan, panitia dalam melaksanakan seleksi CPNS akan senantiasa berpedoman pada petunjuk dan arahan pimpinan, termasuk menghindari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Selain itu, Anggiat juga mengingatkan para peserta maupun keluarganya agar tidak melakukan pendekatan-pendekatan kepada panitia demi lulus seleksi.

”Karena panitia dalam memberikan penilaian terhadap peserta didasarkan atas kemampuan peserta itu sendiri,” tuturnya.(adv/jpnn)