Hamil Tua untuk Lahirnya Putra Petir
Senin, 19 Maret 2012 – 01:24 WIB
Tinggal mesin ciptaan LIPI itu kita bandingkan dengan mesin-mesin ciptaan para ahli dari universitas dan ahli dari kalangan praktisi. Bisa saja kita pilih salah satu atau kita bicarakan bagaimana baiknya.
Saya sendiri sudah menaruh perhatian pada kendaraan listrik itu sejak menjadi direktur utama PLN. Salah satu yang membuat saya berat meninggalkan PLN adalah belum terwujudnya kendaraan listrik itu. Dalam road map yang sudah saya sampaikan kepada direksi PLN saat itu (juga saya beberkan dalam rapat kerja nasional PLN di Karawaci tahun 2010), pada akhirnya PLN harus memproduksi kendaraan listrik di akhir tahun 2013. Yakni, setelah byar-pet teratasi, setelah wabah kerusakan trafo beres, setelah wabah gangguan jaringan tuntas, dan setelah perang intern lawan BBM selesai.
Waktu itu perang intern melawan BBM di PLN harus dimenangi akhir tahun 2012. Tahun depan, rencana saya waktu itu, penggunaan BBM di PLN yang semula 9 juta kiloliter harus tinggal maksimum 2,5 juta kiloliter! Untuk itu, saya membuat program "pembunuhan berencana". Yakni, mematikan pembangkit-pembangkit besar yang haus BBM, seperti pembangkit di Tambak Lorok (Semarang), Gresik (Jatim), Muara Karang (Jakarta), dan akhirnya Muara Tawar (Bekasi) plus Belawan (Medan).
Semua yang saya sebut itu adalah vampir-vampir BBM. Vampir-vampir itulah yang membuat PLN memboroskan uang negara puluhan triliun rupiah. Untuk mendorong agar "pembunuhan berencana" terhadap pembangkit besar yang rakus BBM itu bisa cepat dilakukan, saya sampai menawarkan hadiah khusus.
DUKUNGAN untuk lahirnya Putra Petir terus mengalir. Sampai-sampai saya tidak mampu membalas satu per satu e-mail yang masuk. Tanggapan tidak hanya
BERITA TERKAIT