Hampir Semua Keturunan Asia di Australia Alami Diskriminasi Selama Pandemi COVID-19

Warga Asia di Australia, terutama keturunan China, melaporkan meningkatnya pelecehan dan serangan rasis, karena virus corona pertama kali terdeteksi dan menyebar di China.
"Meskipun lahir di Melbourne, diskriminasi telah menjadi bagian besar dalam hidup saya karena faktor etnis saya," kata Jieh-Yung Lo, direktur Pusat Kepemimpinan Asia-Australia pada Universitas ANU.
"Mulai dari rasisme langsung di taman bermain sekolah, mengalami hambatan selama awal karir profesional, bias yang tdak disadari di tempat kerja, hingga kesetiaan dan loyalitas pada Australia yang belakangan ini dipertanyakan," katanya.
Sejumlah kalangan menyatakan prihatin dengan tindakan Senator Eric Abetz dari Partai Liberal yang mempertanyakan pandangan warga keturunan tentang Partai Komunis China saat dengar pendapat di Senat Australia belum lama ini.
Pekan lalu, Sekretaris Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Frances Adamson memperingatkan perdebatan tentang China di Australia dapat dimanfaatkan oleh Beijing untuk menuduh Australia "tidak toleran".
Tuduhan seperti itu telah dilontarkan China sebelumnya dan pada Juli lalu bahkan memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Australia.
Secara ekonomi lebih buruk

Survei ANU menemukan bahwa mata pencaharian warga keturunan Asia di Australia lebih mungkin yang terpengaruh oleh COVID-19 dan mereka lebih khawatir tentang pandemi daripada warga lainnya.
Anthony, seorang warga keturunan Asia dan Inggris di Australia, sedang bermain kriket bersama rekan-rekannya ketika tim lawan meneriakinya sebagai
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya