Hampir Sepekan Menguat Terus, Rupiah Hari Ini Loyo Lagi
jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah di spot antarbank di Jakarta pada Selasa (28/4) sore akhirnya terkoreksi. Penurunan nilai tukar rupiah itu mengakhiri momentum penguatan yang terjadi selama hampir sepekan terakhir.
Pada penutupan transaksi sore tadi, dolar AS (USD) ditutup pada angka Rp 15.445. Rupiah mengalami penurunan 60 poin dari sebelumnya di level Rp 15.385 per USD.
Menurut Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, ada dua faktor yang menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Dua faktor itu adalah pasar yang masih mengkhawatirkan pelemahan ekonomi akibat pandemi wabah COVID-19, serta dan penurunan kembali harga minyak mentah.
“Tadi IHSG juga dilaporkan positif tapi ada net sell asing sebesar Rp 1 triliun. Mungkin itu yang membebani rupiah," ujar Ariston.
IHSG ditutup menguat 16,41 poin atau 0,36 persen ke posisi 4.529,55. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,4 poin atau 0,21 persen menjadi 671,17.
Meski positif, penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp 1,1 triliun.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp 15.405 per USD. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 15.405 hingga Rp 15.489 per USD.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 15.488 USD. Sehari sebelumnya, USD berdasar kurs tengah BI ada di level Rp 15.591.(antara/jpnn)
Kurs rupiah di spot antarbank di Jakarta pada Selasa (28/4) sore terkoreksi setelah selama hampir sepekan menguat.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Polda Riau dan BI Perketat Pengawasan Peredaran Uang Palsu Menjelang Pilkada