Hampir Setahun Monyet Ngerjain Warga Asemrowo
Rabu, 08 Agustus 2018 – 18:12 WIB
jpnn.com, SURABAYA - Mungkin ini yang disebut monyet sakti. Hampir setahun berkeliaran bebas di perkampungan, tak kunjung ada yang bisa menangkapnya. Dua monyet tersebut merupakan milik Abdul Muis Usman. Biasanya, kedua monyet terlihat saat pagi dan sore di Jalan Asem V, Kecamatan Asemrowo. Warga dibuat gemas. Binatang berwarna abu-abu berekor panjang itu suka menghabiskan buah-buahan di pohon. ''Juga mengganggu anak-anak,'' kata Sayamah, salah seorang warga.
Usman sudah mengerahkan berbagai upaya untuk menangkap monyet jantan dan betina tersebut. Ketika pagi dan sore, dua monyet itu datang berkeliaran. Saat malam, mereka biasa loncat-loncat dari satu pohon ke pohon lain membuat berisik. Usman mengakui, sejak lepasnya monyet-monyet tersebut, berbagai buah tak pernah bisa panen.
Baca Juga:
Usman membeli monyet itu ketika berada dalam perjalanan lewat Solo tahun lalu. Dia lupa bulan pastinya. Saat itu, di pinggir jalan, ada orang jualan. Usman membeli dua monyet. ''Saya buatkan kurungan. Saya taruh mereka di halaman,'' jelasnya.
Tak sampai dua minggu, monyet-monyet tersebut menghilang. Kawat-kawat kurungan dipereteli monyet yang lantas kabur. Usman memanggil ahli binatang untuk mengamankan. Segala usaha dicoba. Termasuk membuat jebakan hingga memberikan umpan dan obat tidur. Namun, monyet-monyet itu tetap melenggang santai. Seolah tak terjadi apa-apa. ''Obatnya habis semua, tapi tetap tak apa-apa. Sehari datang lagi. Sudah hampir setahun begini. Satu kampung dikerjai semua,'' tuturnya.
Usman sudah melapor kepada berbagai pihak. Bahkan, tim pemadam kebakaran serta satpol PP sempat membantu pencarian. Namun, hasilnya nihil. Sering kali, saat petugas datang, monyetnya tak muncul. Entah sembunyi di mana.
Usman sampai membuat sayembara kepada warga. Siapa yang bisa menangkap monyet akan diberi sejumlah uang. Menanggapi laporan yang terus masuk, dua petugas Kecamatan Asemrowo akhirnya mendatangi lokasi kemarin (7/8). Mereka adalah Kasi Pembangunan Mustofa dan tim trantib Didik Setio.