Hana Tetap Sekolah, Pilih Tidak Menikah
Selasa, 12 Februari 2013 – 08:17 WIB

Hana (tengah) bersama Akiko (kiri) dan Kanae. Ketiganya mewarisi tradisi Negeri Sakura. Foto: HENNY GALLA/JAWA POS
Salah satu pelajaran yang ditularkan Akiko kepada Hana dan Kenae, muridnya yang lain, adalah ilmu dasar geisha berupa style fashion. Dimulai dengan cara mengenakan kimono, mulai obi (ikat pinggang), tabi (kaos kaki), okobo (sandal kayu), dan zori (sandal flat). Akiko mengakui, Hana dan Kanae cepat menangkap pelajarannya. Dalam waktu singkat mereka sudah mahir mengenakan kimono lengkap.
"Yang menggembirakan, di Jepang sekarang anak-anak muda senang mengenakan kimono untuk pergi jalan-jalan. Karena itu, bagi Hana dan Kanae, pelajaran itu tidak sulit," jelas Akiko.
Selain mengenakan kimono, geisha juga harus bisa merias wajahnya sendiri dengan cepat. Beberapa perlengkapan yang digunakan adalah uguisu no fun atau krim pemutih wajah, komenuka bijin atau pembersih wajah tradisional Jepang yang terbuat dari beras.
Ada pula taihaku atau sejenis lilin tebal yang menutup make up putih dan pembentuk alis. Riasan wajah geisha hanya mengenal tiga paduan warna: putih, merah, dan hitam.
SEJAK pendudukan AS terhadap Jepang, Geisha menjadi berkonotasi negatif. Meski begitu, di tengah modernitas yang mengepung, Geisha muncul sebagai
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu