Handphone SBY Banjir SMS

Handphone SBY Banjir SMS
Handphone SBY Banjir SMS

Sedangkan petani, ulasnya, tidak bisa menikmati kenaikan harga kedelai karena masih bercokolnya para pengusaha kartel yang memainkan harga. Sehingga di tingkat petani harga selalu ditekan, sementara di pasar para kartel harga melonjak. ’’Petani tidak pernah sama sekali menikmati kenaikan harga bahan pokok, termasuk kedelai, beras dan lainnya, karena selama ini setiap kenaikan harga petani hanya menikmati ampasnya,’’ kata Bustanul.

Untuk menghadapi persoalan pangan ini pemimpin nasional harus mengambil alih kepemimpinan pangan nasional agar industri pangan bisa bersaing dengan industri luar negeri. Sebenarnya, lemahnya Indonesia pada leadership membuat kebijakan pangan nasional belum sempurna. ’’Meski dinilai cukup, akan tetapi sudah saatnya melakukan action. Tidak bisa ditunggu-tunggu lagi,’’ terang Peneliti INDEF itu.

Sementara itu, Koordinator Nasional Aliansi untuk Desa Sejahtera Tejo Wahyu Jatmiko menambahkan, pemerintah perlu melakukan perubahan cara berpikir dalam membuat dan menerapkan kebijakan. ’’Petani kita bukannya bodoh, tapi mereka tidak diberi kesempatan untuk maju serta tidak ada perlindungan dan jaminan untuk bisa sejahtera,’’ imbuhnya.

Di sisi lain, menurut Tejo, jika melihat postur APBN, tampak sektor pertanian, kelautan dan kehutanan masih lebih rendah dibanding anggaran untuk pertahanan. Padahal, ketahanan pangan juga penting untuk mendukung ketahanan nasional. ’’Jika perut kenyang, orang akan siap menghadapi tantangan apa pun, tidak mungkin tentara kita maju perang jika perut mereka lapar,’’ jelas Tejo.

JAKARTA-Makanan khas rakyat Indonesia, tempe dan tahu, mendadak ramai diperbincangkan. Bukan hanya kalangan petani. Kelangkaan komoditi tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News