Handphone SBY Banjir SMS
Sabtu, 28 Juli 2012 – 04:54 WIB
Budayawan Arswendo menambahkan, kemunculan pasar murah atau operasi pasar saat harga-harga naik dinilai hanya solusi temporal. Hal itu bahkan hanya menunjukkan tidak ada kemauan politik pemerintah untuk menjaga cadangan bahan pangan agar tetap terjangkau rakyat. ’’Pemerintah lebih suka selingkuh dalam menyelesaikan persoalan pangan,’’ papar dia.
Ibarat istri yang sedang sakit, lanjut dia, carut marut produksi dan distribusi pangan merupakan persoalan mendesak untuk disembuhkan. Namun daripada menyembuhkan penyakit musiman ini, pemerintah lebih suka ‘selingkuh’ dengan mengimpor bahan makanan untuk menutupi kekurangan permintaan pasar dalam negeri. ’’Seharusnya pemerintah jangan mengimpor bahan makanan, justru akan merugikan petani kita,’’ kata Arswendo.
Pada kesempatan terpisah, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri juga mempertanyakan keseriusan pemerintahan SBY saat ini dalam memperkuat ketahanan pangan. Sebab, untuk urusan kedelai pun pemerintah kedodoran.
Hal itu disampaikan Megawati kepada wartawan di sela-sela acara buka puasa bersama di DPP PDIP Lenteng Agung Jakarta Selatan, Jumat (27/7). ’’Pemerintah tidak secara serius melakukan ketahanan pangan untuk Indonesia,’’ ucap Megawati.
JAKARTA-Makanan khas rakyat Indonesia, tempe dan tahu, mendadak ramai diperbincangkan. Bukan hanya kalangan petani. Kelangkaan komoditi tersebut
BERITA TERKAIT
- Perluas Layanan, ACC Buka Kantor Cabang Syariah di Gorontalo
- BTN Gelar Ajang Kompetisi Housingpreneur, Total Hadiah Rp 1 Miliar
- Catat, Ini Soft Skill Utama Agar Siap Bersaing di Era Digital
- Peternak Minta Presiden Buatkan Perpres untuk Industri Wajib Serap Susu dari Produsen Lokal
- 5 Langkah Melindungi Data Pribadi saat Transaksi Digital
- Strategi Telkom Memperbaiki Harga Saham TLKM