Handry Satriago, Memimpin Perusahaan Kelas Dunia dari Kursi Roda
Bos Termuda yang Suka Mengaku Tak Pernah Sakit
Selasa, 01 Februari 2011 – 07:16 WIB
Dari hasil pemindaian diketahui adanya kanker di tulang belakang. Kanker itu menekan sumsum tulang belakang dan telah mengenai saraf. Melalui operasi, kanker itu dibuang. Tetapi, karena telanjur merusak saraf, kemampuan kakinya tidak bisa kembali seperti semula. Dokter memang tidak mengatakan stadium kanker yang diidap Handry. Yang jelas, kanker itu tergolong kanker getah bening yang sangat ganas dan juga amat mungkin kambuh kembali. Itu memang terjadi. Pada 1994, di bawah lapisan perut kiri Handry tumbuh benjolan besar.
"Saya sedang skripsi waktu itu. Dokter menyarankan saya untuk menuntaskan skripsi sebelum operasi. Sebab, setelah operasi, saya harus menjalani kemoterapi," ujar mahasiswa teladan nasional 1993 itu. Setelah 8 bulan kemoterapi, hingga sekarang kanker tak mengunjungi dia lagi.
Sebenarnya Handry tidak terlalu suka diulik-ulik soal penyakitnya. Namun, begitu menuntaskan promosi doktor dalam bidang ilmu manajemen stratejik di Universitas Indonesia dan waktu bersamaan naik jabatan menjadi presiden GE Indonesia, mau tidak mau, dia harus siap diekspos media. Pertanyaan seputar kursi roda pasti akan muncul juga.
Jauh dari perkiraannya, kisah hidupnya itu banyak mendapat feedback positif. Tak sedikit pembaca yang mengaku terinspirasi. Pemikirannya mulai berubah. "Mungkin ini adalah bagian dari usaha yang harus saya lakukan agar menjadi berguna," ungkap putra tunggal pasangan Djahar Indra danYumalis Indra itu. Dulu Handry berkeyakinan kuat kemampuan kakinya akan kembali lagi. Dia pun rajin menjalani sesi fisioterapi. Kenyataannya, kemampuan kakinya sudah maksimal, hanya mampu berjalan pelan. Lama-lama dia pasrah. Penyandang dua cum laude itu tak merasa menyesal.
Menggantungkan aktivitas pada kursi roda tak menghentikan langkah Handry Satriago mengukir karir hingga ke puncak. Dalam keterbatasan, dia kini menjadi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408