Hanoman Ngerock
Oleh Dahlan Iskan
Jumat, 13 Desember 2019 – 05:45 WIB
"Kita ke sana. Kedengarannya tidak jauh," kata saya.
"Anda tidak akan mengerti," katanya.
"Anda capek?"
"Tidak, tetapi saya tidak mau ke sana."
"Anda drop saja saya di sana. Tidak usah ditunggu. Nanti saya pulang sendiri ke hotel. Pakai Bajaj."
Saya diantar sampai di sebuah perempatan. Ternyata agak jauh. Berarti pengeras suaranya yang sangat kuat.
"Mobil hanya bisa sampai di sini. Jalan ditutup," katanya sambil meminggirkan mobil.
Ini jalan kembar. Masing-masing dua lajur. Di tengah kota, tetapi lajur kirinya ditutup. Justru untuk acara yang ingin saya datangi itu.
Saya menyukai Hanoman sejak kecil --meski lebih suka lagi pada Dursasana. Di semua lakon Hanoman adalah kesatria hebat, cerdik, sakti, setia pada kebenaran, dan tidak ingkar janji. Jenaka pun bisa.
BERITA TERKAIT