Hanoman Ngerock
Oleh Dahlan Iskan
Jumat, 13 Desember 2019 – 05:45 WIB
Banyak tentara dan polisi di situ. Juga banyak yang antre masuk ke dalam tenda besar.
Dekorasinya meriah. Kuning merah hijau. Lampu penerangannya banyak. Demikian juga lampu hiasnya. Termasuk lampu diskonya.
Saya berdiri termangu di depan tenda. Sambil mengamati apa yang terjadi di dalam tenda.
Tidak jelas. Saya longokkan wajah. Tidak jelas juga.
"Silakan masuk," ujar seorang petugas muda yang mendatangi saya.
"Boleh?"
"Silakan. Dengan senang hati."
Saya pun diminta mencopot sepatu. Untuk dititipkan di ruang sebelah. Yang saya maksud ruang adalah jalan raya yang dipagari tali rafia.
Saya menyukai Hanoman sejak kecil --meski lebih suka lagi pada Dursasana. Di semua lakon Hanoman adalah kesatria hebat, cerdik, sakti, setia pada kebenaran, dan tidak ingkar janji. Jenaka pun bisa.
BERITA TERKAIT