Hanya 10 Bandara Pakai Radar
Jumat, 21 Desember 2012 – 07:22 WIB
JAKARTA - Insiden matinya radar bandara Soekarno-Hatta dianggap kejadian yang biasa bagi petugas ATC (air traffic controller). Pasalnya, di Indonesia hanya ada 10 bandara yang memiliki radar. Di bandara lainnya, petugas ATC hanya mengandalkan alat komunikasi untuk mengontrol pesawat. Guna menghadapi situasi buruk seperti itu, petugas ATC harus mengantongi sertifikat rated instrument controller (RIC). Personel yang sudah memiliki kemampuan itu disebut sebagai senior ATC. "Kejadian matinya radar itu bukan hal yang harus ditakuti. Malahan, di Indonesia ini hanya ada 10 bandara yang memiliki radar, mereka hanya menggunakan alat komunikasi," sebutnya
"Walaupun sehari-hari kita bekerja dengan radar tapi anggota kami sudah mempersiapkan diri jika terjadi hal-hal seperti kemarin (radar mati). Kalau terjadi sesuatu, kami siap secara fasilitas maupun SDM (sumber daya manusia)-nya. Jadi kalaupun radar mati itu tidak berarti kiamat," ujar Deputy GM Air Traffic Services Bandara Seokarno Hatta, Budi Hendra kemarin.
Baca Juga:
Kalaupun radar mati, lanjut Budi, pihaknya masih bisa menggunakan alat komuniaksi yang ada. Sebab sebenarnya yang paling utama dalam proses pengontrolan pesawat adalah komunikasi antara pilot dengan pihak ATC,"Kalau radar mati, masih ada alat komunikasi. Kalau komunikasi normal tidak perlu khawatir. Tapi kalau alat komunikasi mati, yasudah wassalam," ungkapnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Insiden matinya radar bandara Soekarno-Hatta dianggap kejadian yang biasa bagi petugas ATC (air traffic controller). Pasalnya, di Indonesia
BERITA TERKAIT
- Polri Siap Wujudkan Swasembada Jagung Demi Mendukung Asta Cita
- Kapolri Minta Para Penyidik Cegah Potensi Kebocoran Anggaran Negara
- Polda Kepri Gerak Cepat Evakuasi Rumah yang Terdampak Longsor di Batam
- Polisi Terlibat Kasus Pemerasan Penonton DWP Bertambah, Total 20 Anggota Dijatuhi Sanksi
- Prabowo Diminta Contoh SBY: Angkat Honorer Jadi PNS dan Rutin Naikkan Gaji
- Neng Eem MPR Tekankan Pentingnya Kalangan Milenial Agar Lebih Melek Sejarah