Hanya 41 Persen Warga Percaya KPK
Lambat Tangani Nazaruddin, Kepercayaan Terhadap KPK Merosot
Senin, 08 Agustus 2011 – 05:05 WIB
Nah, faktor keempat itu merupakan rentetan dari kegagalan KPK segera menangkap Nazaruddin. Sebab, kasus yang membelit Nazaruddin menjadi faktor utama jebloknya kepercayaan warga terhadap KPK. Menurut Adjie, kasus itu pula yang bisa mengembalikan wajah KPK seperti semula. "Makin lama diusut, makin berkurang kepercayaan masyarakat," terangnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dari 1.200 responden 356 orang atau 29,7 persen yang mengaku puas atas kinerja KPK memburu Nazaruddin. Sedangkan yang tidak tahu ada 24 persen atau 288 orang. Jumlah itu berbanding jauh dengan masyarakat yang mengaku tidak puas dengan KPK. "Sebanyak 555 orang tidak puas atau sekitar 46 persen," paparnya.
Hasil tersebut, kata Adjie, merefleksikan pengungkapan kasus masih tebang pilih. Sebab, KPK terbukti terkesan tidak berdaya kalau menghadapi elit partai penguasa. Dibuktikan dengan tidak tertangkapnya Nazaruddin hingga saat ini. "Membuktikan bahwa upaya KPK untuk mengungkap kasus yang berhubungan dengan parpol besar sangat rendah," terangnya.
Berbagai permasalah itulah yang membuat posisi KPK kian terjepit. LSI mengklaim bahwa kepercayaan publik langsung merosot tajam hingga 41,6 persen. Menurutnya, prosentase tersebut tergolong paling parah sejak KPK berdiri delapan tahun lalu. Sebab, tidak pernah prosentase itu melorot hingga 50 persen. Apalagi, KPK juga sudah melakukan tangkapan-tangkapan besar.
JAKARTA - Lambannya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menangkap mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin benar-benar menjadi bumerang.
BERITA TERKAIT
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak