Hanya Ada 80 Ekor, Gajah Kalimantan Dianggap Keramat

Menurut Wiwin, gajah Kalimantan menghadapi ancaman seiring pembukaan lahan perkebunan sawit yang masif di Nunukan.
Karena itu, pihaknya terus mengawasi kondisi daerah yang menjadi habitat gajah mini tersebut.
Selain itu, WWF juga telah melakukan kerja sama dengan Pemprov Kaltara dan Pemkab Nunukan untuk membentuk Satgas Konflik yang tersebar di sebelas desa di Kecamatan Ulin Unsoi.
Personel Satgas Konflik mendapatkan SK dari bupati Nunukan.
Sedangkan biaya operasional berasal dari Pemprov Kaltara dan Pemkab Nunukan.
Sebenarnya, kata dia, gajah Kalimantan memiliki potensi sebagai objek wisata yang menjanjikan.
Namun, masyarakat yang ingin melihat gajah mini itu harus menempuh perjalan jauh ke pedalaman Tulin Unsoi.
“Untuk dapat menjumpainya membutuhkan waktu 3–4 hari. Tentu saja ini kurang potensial kalau dijadikan objek wisata,” ungkapnya.
Gajah tidak hanya hidup di Sumatera. Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara juga sudah lama menjadi tempat hidup gajah.
- Anak Gajah Tersesat di Permukiman Warga, Kebingungan, Lihat
- Jefri Nichol Galang Donasi untuk Lindungi Gajah Sumatra
- Menhut Raja Antoni Memandikan Gajah di Tangkahan, Dukung Ekowisata di Taman Nasional
- Setelah Terputus 5 Tahun, Kemenhut dan WWF-Indonesia Kembali Kerja Sama
- Peresmian Kuil Hindu, Kemenhut Meminjamkan 2 Gajah Buat Acara Penyucian
- Tiga Korban Speedboat Cinta Putri yang Terbalik di Nunukan Ditemukan Meninggal Dunia