Hanya Bisa Mengeluh dengan Menulis Lirik Lagu di Dinding

Hanya Bisa Mengeluh dengan Menulis Lirik Lagu di Dinding
Pabrik pembuatan kuali di Kampung Bayur Opak, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang menjadi tontonan warga setelah pihak kepolisian berhasil mengungkap penyekapan dan penyiksaan puluhan buruhnya oleh pemilik pabrik. FOTO: M JAKWAN
Jika tak kebagian tempat, mereka atau temannya yang lain harus rela terlelap dengan posisi duduk. Bau busuk juga jadi teman tidur yang setia.

Sekitar pukul 05.00 para pekerja itu harus bangun untuk membuat kuali. Kerja mereka benar-benar tak mudah. Para mandor yang mengawasi tak segan memukul dan menyiksa jika kerjanya dianggap tak memuaskan. Para buruh itu tidak pernah mendapat libur. Jika mencoba kabur, sang mandor mengancam akan menembak dan melaporkannya ke aparat yang manjadi beking sang pengusaha.

Tiga bulan bekerja, Andi dan Junaidi tak kuat lagi. Mereka sepakat untuk kabur dengan segala resikonya. Dengan susah payah, keduanya akhirnya berhasil lolos dan langsung melaporkan perbudakan yang pernah dialaminya ke Komnas HAM pada Kamis (2/5). Bak kebakaran jenggot, Komnas HAM pun berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya.

Keesokan harinya, home industri di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang, Banten digerebek dan para pekerja berhasil diselamatkan.

Begitu terungkap, kasus penyekapan puluhan buruh parik perkakas rumah tangga di Tangerang langsung heboh. Mungkin tak ada yang mengira bahwa di sebuah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News