Hanya Bisa Mengeluh dengan Menulis Lirik Lagu di Dinding
Rabu, 08 Mei 2013 – 00:53 WIB
Jika tak kebagian tempat, mereka atau temannya yang lain harus rela terlelap dengan posisi duduk. Bau busuk juga jadi teman tidur yang setia.
Sekitar pukul 05.00 para pekerja itu harus bangun untuk membuat kuali. Kerja mereka benar-benar tak mudah. Para mandor yang mengawasi tak segan memukul dan menyiksa jika kerjanya dianggap tak memuaskan. Para buruh itu tidak pernah mendapat libur. Jika mencoba kabur, sang mandor mengancam akan menembak dan melaporkannya ke aparat yang manjadi beking sang pengusaha.
Tiga bulan bekerja, Andi dan Junaidi tak kuat lagi. Mereka sepakat untuk kabur dengan segala resikonya. Dengan susah payah, keduanya akhirnya berhasil lolos dan langsung melaporkan perbudakan yang pernah dialaminya ke Komnas HAM pada Kamis (2/5). Bak kebakaran jenggot, Komnas HAM pun berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya.
Keesokan harinya, home industri di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang, Banten digerebek dan para pekerja berhasil diselamatkan.
Begitu terungkap, kasus penyekapan puluhan buruh parik perkakas rumah tangga di Tangerang langsung heboh. Mungkin tak ada yang mengira bahwa di sebuah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408