Hanya Bisa Mengeluh dengan Menulis Lirik Lagu di Dinding
Rabu, 08 Mei 2013 – 00:53 WIB
Saat ditemui, Kapolres Kabupaten Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo tak memungkiri bahwa kondisi para buruh yang disekap dan disiksa tersebut memang amat memprihatinkan. Para buruh itu kata Bambang, mengenakan pakaian lusuh dan compang-camping. Selain itu sebagian buruh pun anggota badannya dipenuhi dengan luka-luka. "Itu tanda penganiyayaan," ujarnya.
Bambang menerangkan, 34 buruh itu berasal dari beberapa daerah. Delapan berasal dari Lampung, satu dari Sukabumi, satu dari Bandung dan selebihnya Cianjur. Dalam bekerja, para buruh itu selalu diawasi oleh mandor.
Mandor tersebut adalah karyawan lain yang dipercaya oleh sang pengusaha. Menurut Bambang, tindakan kekerasan terhadap buruh juga dilakukan oleh para mandor. "Mungkin karena kerjanya lambat atau karena tidak mencapai target. Sehingga mereka melakukan penganiyayaan," katanya.
Kondisi tempat kerja para buruh itu memang tidak seperti penjara. Akan tetapi karena ada mandor yang menjaga, mereka tidak bisa bersosialisasi dengan warga sekitar. "Disekat untuk tidak sosialisasi dengan warga," terang Bambang.
Begitu terungkap, kasus penyekapan puluhan buruh parik perkakas rumah tangga di Tangerang langsung heboh. Mungkin tak ada yang mengira bahwa di sebuah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408