Hanya Bisa Mengeluh dengan Menulis Lirik Lagu di Dinding
Rabu, 08 Mei 2013 – 00:53 WIB
Para buruh itu rata-rata bekerja dari pukul 06.00 sampai pukul 22.00. Mereka hanya mendapatkan istirahat pada jam makan siang. Waktu tersebut hanya mereka manfaatkan untuk menganjal perut mereka yang kosong dari sejak pagi. Menu makanan para buruh juga seadanya."Menu seadanya seperti nasi, tempe atau tahu dan sayur asem. Itu sehari-hari yang mereka dapatkan," ucap Bambang.
Pendapat yang tak jauh berbeda dikeluarkan oleh Wakil Ketua DPD, Laode Ida. Ia menyatakan kondisi tempat penyekapan para buruh tersebut sungguh memprihatinkan. Bahkan ia menilai, tempat itu terlihat tidak manusiawi.
Karena itu, Laode mempertanyakan kondisi psikologis dari pengusaha pabrik tersebut. Sebab menurutnya, pabrik yang menjadi tempat buruh disekap dan disiksa itu masih bisa dikembangkan lagi menjadi tempat yang lebih layak. "Pekerja diperlakukan tidak manusiawi dalam proses bekerja," kata dia.
Nah, sebelum meninggalkan kamar para buruh, beberapa wartawan yang mengunjungi tempat itu sempat tertarik dengan coret-coretan di tembok tanpa cat itu.
Begitu terungkap, kasus penyekapan puluhan buruh parik perkakas rumah tangga di Tangerang langsung heboh. Mungkin tak ada yang mengira bahwa di sebuah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408