Hanya Cangkang Kupat Yang Diselamatkan
Sabtu, 11 September 2010 – 09:20 WIB
Perempuan senja ini menuturkan, dipaksa hijrah dari rumahnya yang tak seberapa besar oleh keadaan. Ketika orang lain sibuk mengumandangkan takbir serta memanaskan kupat plus opor ayam, dia malah mengungsi. Bersama menantu dan anaknya, ia mengungsi di gedung tersebut bersama 15 KK yang juga rumahnya terendam banjir yang berasal dari sungai Citarum itu.
"Tidak ada perabotan yang bisa diselamatkan. Semuanya terendam," ujar perempuan tua itu sambil meneteskan air mata.Dia sendiri hanya bisa menyelamatkan salah satu keinginan dari cucunya. Anyaman pohon lontar yang sudah berbentuk kupat yang kini masih tersimpan bersama pakain yang melekat dalam tubuhnya.
Dia sengaja menyematkan 80 butir kupat kosong itu karena selalu ingat dengan keiinginan 10 cucunya yang ada di beberapa daerah.Kini apa yang terjadi. Kupat tak jadi dimasak. Karena keluarga besar Anah, memang tidak satupun yang datang menjemputnya.
"Rencananya, sekarang mau dimasak buat pengungsi saja. Tapi mau dimasak bagaimana, perabotan masak pun tidak ada yang terselamatkan. Sampai saat ini, cangkang kupat ini masih kosong," urainya lirih.
Nasib tragis itu pun dirasakan oleh Sudiya (60) yang tercatat masih tetangga Anah. Lelaki empat anak ini mengaku sudah tiga hari berada di pengungsian bersama istrinya, Itar.
Siapapun tentu tidak mau melewatkan Lebaran di tempat pengungsian. Tapi kondisi inilah yang kini dirasakan para pengungsi banjir Cieunteung, Kabupaten
BERITA TERKAIT
- Periksa 14 Saksi Terkait Kebakaran Glodok Plaza, Polisi Belum Tetapkan Tersangka
- Peringatan Dini Awal Februari 2025: Jateng Waspada Angin Kencang
- Di Balik Dinding Sekolah yang Nyaris Roboh, Ada Asa dan Gizi dari Polres Inhu
- Puluhan Perangkat Desa di Rejang Lebong Lulus Seleksi PPPK 2024
- Aksi Polisi Seberangi Sungai Sambil Bawa Laras Panjang Saat Tangkap Perusak Hutan Lindung di Riau
- Mulai 4 Februari, 80 Puskesmas di Kota Bandung Siap Layani MCU Gratis