Hanya Cangkang Kupat Yang Diselamatkan
Sabtu, 11 September 2010 – 09:20 WIB
Kemarin, dia bersyukur karena masih bisa melaksanakan salah Ied di Masjid Agung, Baleendah. Meski rasa syukur itu harus dibayar mahal karena harta bendanya habis terendam air. Lebaran paling pahit buat Sudiya karena diusainya yang renta, dia malah berkumpul bersama pengungsi dan bukan keluarga.
"Saya bersyukur, semalam ada yang memberikan bantal dan selimut. Bahan makanan juga ada. Diantar kemarin pakai mobil sini," ungkap Sudiya.
Sudiya mengatakan, tiga bulan lalu rumahnya sempat di renovasi. Dia baru saja mengganti plafon dan pintu. Itu juga dapat bantuan dari RT sebesar 1,3 juta rupiah. Tapi sekarang rumahnya kembali terendam banjir dan lumpur untuk ke-4 kalinya (banjir dengan rasio ketinggian air sedada orang dewasa).
Kabar banjir Cieunteung, lanjut Sudiya, belum sampai pada anak-anaknya yang berada di Sukabumi. Tapi sampai kemarin, belum ada yang datang."Sedih berlebaran di pengungsian," jelas pemilik rumah seluas 6 X 5 meter itu.
Siapapun tentu tidak mau melewatkan Lebaran di tempat pengungsian. Tapi kondisi inilah yang kini dirasakan para pengungsi banjir Cieunteung, Kabupaten
BERITA TERKAIT
- Wouw, 2 Pejabat Lulus Seleksi PPPK 2024 Mengundurkan Diri
- Periksa 14 Saksi Terkait Kebakaran Glodok Plaza, Polisi Belum Tetapkan Tersangka
- Peringatan Dini Awal Februari 2025: Jateng Waspada Angin Kencang
- Di Balik Dinding Sekolah yang Nyaris Roboh, Ada Asa dan Gizi dari Polres Inhu
- Puluhan Perangkat Desa di Rejang Lebong Lulus Seleksi PPPK 2024
- Aksi Polisi Seberangi Sungai Sambil Bawa Laras Panjang Saat Tangkap Perusak Hutan Lindung di Riau