Hanya Papasan di Hotel, Bantah Bahas Sengketa Pilkada

Hanya Papasan di Hotel, Bantah Bahas Sengketa Pilkada
Mahkamah Konstitusi. Foto: dok jpnn


"Sampai di Borobudur sambil jalan ke Musro, saya sampaikan ke Umar Samiun bahwa ada Pak Akil di dalam. Umar Samiun saat itu kaget dan berhenti, reaksinya antara ingin masuk atau tidak,” kata dia.

Arbab menjelaskan niatnya mengajak Umar ke Borobudur hanya ingin menunjukkan kedekatannya dengan Akil.

Sekitar lima menit, Umar kemudian berpamitan karena tidak nyaman dengan suasana di dalam ruangan.

Umar akhirnya memilih untuk pamit untuk pulang.

“Sekitar tujuh menit di dalam ruangan, saya sempat melihat ke Pak Umar dan Pak Umar melambai kepada saya. Saya datang dan beliau ingin pamit karena tidak merasa nyaman. Saya lalu mengantarnya ke lobbi hotel dan saya sampaikan nanti akan saya telepon,” ungkapnya.


Pada malam itu juga, Arbab menelepon Umar meminta dikirimkan Rp. 5 Miliar ke rekening CV Ratu Samagat.

Tetapi karena dalam perbicangan ditelepon suara tidak terlalu jelas, akhirnya Arbab mengirimkan SMS.

“Bunyi SMS nya ‘Tolong kirimkan uang Rp. 5 Miliar melalui CV Ratu Samagat. Tulis untuk pembelian hasil bumi’. Tapi, dari pemberitaan yang dikirim Rp 1 miliar," katanya.

Pengacara Arbab Paproeka membantah pernah membahas sengketa pilkada Buton, Sulawesi Utara, dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News