Happy Ending atau…?

Happy Ending atau…?
Happy Ending atau…?
Ibarat sopir angkutan kota, jika "kernet" malas-malasan, sopir jangan ragu-ragu memberi direction. Tak perlu membuat "kernet bayangan." Nah, sopirnya adalah presiden dan menteri para "kernet."

Leadership di masa Gus Dur, Mega dan SBY memang beda dengan Presiden Soeharto yang mempercayai para menterinya. Tim ekonomi dipimpin Wijoyo Nitisastro mondar-mandir ke luar negeri, Soeharto nyaris tak pernah.

Hasilnya, inflasi 600% dan harga barang yang menaik pada 1966-1968 teratasi dan investasi mengalir. Indonesia pernah disebut sebagai "macan ekonomi" Asia. Beda dengan Gus Dur, Mega dan SBY bolak-balik ke luar negeri.

Untunglah, SBY dan Boediono dipilih 60% pemilih secara demokratis. Jadi, meskipun kabinet presidensial beraroma  parlementer, tetapi sepanjang kebijakan SBY-Boediono demi kepentingan kesejahteraan rakyat, pasti tidak ada yang ribut.

SISIPHUS memikul batu itu ke puncak gunung. Begitu sampai ke puncak, Dewa Zeus menendangnya sehingga batu itu bergulir lagi ke bawah. Kesia-siaan

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News