Happy Salma & Nicholas Saputra Berkolaborasi dalam Pertunjukan Sudamala, Apa Perannya?
"Saya rasa Solo menjadi simbol atau pusat kebudayaan Jawa, yang sangat terbuka untuk segala macam bentuk kebudayaan tidak hanya Jawa," tuturnya.
Dalam konteks historis, spirit keberagaman dan kolaborasi itu terlihat jelas dari hubungan erat antara kebudayaan Jawa dan Bali yang telah dirintis sejak 1929 oleh Tjokorda Gde Raka Sukawati.
Tjokorda Gde Raka Sukawati kala itu beranjangsana ke Solo untuk mengikuti Kongres Java Instituut kelima dan menyampaikan orasi tentang kebudayaan Bali.
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya atau KGPAA Mangkunegara X yang turut hadir dalam kesempatan itu, menyatakan bahwa prinsipnya, masyarakat Jawa dan Bali berasal dari akar (roots) yang sama.
"Di Mangkunegaran sendiri, di era Eyang Buyut saya, KGPAA Mangkunegara VII, banyak sekali dibangun hubungan kebudayaan dengan kerajaan-kerajaan di Bali pada sekitar tahun 1930-40-an," kata KGPAA Mangkoenagoro X.
Dalam pementasan kali ini, Happy Salma dan Nicholas Saputra melibatkan lebih dari 90 penampil.
Selain pentas teater Sudamala, Satu dalam Cita juga akan dimeriahkan dengan Pasar Kangen, Royal Heritage Dinner serta kegiatan kebudayaan lainnya yang diselenggarakan di Pura Mangkunegaran, Solo. (mcr31/jpnn)
Happy Salma dan Nicholas Saputra kembali berkolaborasi dalam pertunjukan teater Sudamala. Apa perannya?
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah
- Gandeng Dian Sastro, Tulola Kenalkan Perhiasan Terinspirasi Bunga Tropis Bali
- Bintangi Film Guna Guna Istri Muda, Lulu Tobing Berbagi Cerita Saat Syuting
- Teater Hanoman Mencari Cinta Segera Digelar, Catat Jadwalnya
- Film Berjudul ‘Seribu Bayang Purnama’ Menyuarakan Keresahan Para Petani
- Tebusan Dosa, Kisah Penuh Misteri Sekaligus Menyentuh
- Ini Jadwal Tayang Film Tebusan Dosa di Bioskop