Hapus Subsidi Kereta Api Jarak Jauh, Kembangkan Kereta Perintis dan KRL
JAKARTA - Rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menghapus subsidi kereta api jarak jauh tinggal menunggu persetujuan dari DPR RI. Menurut Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, subsidi kereta api jarak jauh selama ini tidak tepat sasaran. Karena sebenarnya masyarakat tidak menggunakan kereta api itu setiap hari.
Bambang menjelaskan, sebelum ada rencana menghapus subsidi kereta api jarak jauh, Kemenhub sudah melakukan survey terlebih dulu. Survey dilakukan di stasiun-stasiun besar seperti Stasiun Pasar Senin dan Gambir. Hasilnya jumlah penumpang kereta jarak jauh tidak bisa memenuhi jumlah gerbong yang disediakan. "Dari 8 gerbong yang disediakan, hanya 6 gerbong yang terisi," jelasnya.
Jumlah itu masih kalah dibandingkan kereta api komuter dan KRL. Dia mengatakan dalam satu hari jumlah penumpang komuter dan KRL bisa mencapai 700 ribu. "Kalau kereta jarak jauh tidak sampai 700 ribu. Paling banyak hanya saat weekend atau hari-hari libur," ucapnya.
Pertimbangan yang lain yakni daya beli masyarakat yang terus naik dari tahun ke tahun. Bambang mengatakan dia pernah bertanya pada seorang yang akan pergi dari Jakarta ke Semarang. Dari hasil interview kecil-kecilan itu Bambang mendapatkan hasil bahwa biaya taksi lebih mahal daripada harga tiket kereta api. "Taksinya Rp 50 ribu lebih. Sedangkan kereta api dari Jakarta-Semarang hanya Rp 35 ribu. Berarti mereka sudah mampu dan mau membeli tiket kereta," paparnya.
Bambang menjelaskan, uang subsidi itu akan dialihkan ke kereta api komuter dan KRL. Seperti kereta api di Jabodetabek, Gerbang kertasusila, Jogjakarta, Solo, dan Semarang. Selain itu, rencananya Kemenhub akan membuka jalur kereta perintis. Menurut dia kereta perintis itu merupakan kereta rute baru untuk membuka pasar.
Ada beberapa kota yang akan dibuka jalur perintis. Misalnya di Sumatera dan Sulawesi. Untuk Sumatera Kemenhub akan membuka jalur di Medan dan sekitarnya. Sedangkan di Sulawesi tahap awal akan dibuka di Makasar ke Pare-Pare.
Lebih lanjut, Mantan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu mengatakan bahwa kebijakan itu tidak akan berpengaruh. Kereta api akan tetap menjadi pilihan transportasi masyarakat. Pasalnya jalan darat sudah penuh sesak dengan kendaraan.
Sementara itu, Direktur Lalu-lintas Kereta Api Ditjen Perkeretapian Kemenhub Hanggoro Budi Wiryawan ketika dikonfirmasi membenarkan adanya usulan itu. Dia menyatakan usulan penghapusan subsidi itu masih dimatangkan oleh Kemenhub dan DPR RI. "Kami masih rapat membahas usulan itu," jelasnya.
Menurut Hanggoro, kereta jarak jauh bukan kebutuhan sehari-hari. Karena hanya digunakan sekali dalam satu bulan. Sehingga dia memandang subsidi itu lebih tepat digeser ke KRL dan komuter. "KRL dan komuter justru sangat membutuhkan PSO," ucapnya.
Dia mencontohkan perbandingan dari segi jumlah penumpang. Dalam tiga tahun terakhir jumlah penumpang KA jarak jauh terus menurun. Pada tahun 2011 jumlahnya Rp 10.077.917 penumpang, tahun 2012 totalnya 6.656.114 orang dan pada tahun 2013 jumlahnya 3.845.119
Sementara itu, penumpang KRL Ekonomi terus melonjak. Tahun 2011 totalnya 55.094.836 penumpang. Tahun 2012 turun menjadi 46.511.205 orang. Namun pada tahun 2013 kembali naik menjadi 112.840.787 penumpang. "Kenaikan penumpang itu menjadi pertimbangan kami mengalihkan PSO ke KRL," terangnya.
Hanggoro melanjutkan, dengan pemindahan PSO itu nantinya akan ada perbaikan kualitas KRL dan komuter. Menurut dia perbaikan itu tidak hanya dalam segi penambahan frekuensi kereta api, pihaknya juga akan menambah jumlah gerbong serta destinasi. "Harapan kami bisa memfasilitasi penumpang KRL dan komuter," jelasnya. (aph)
Jumlah penumpang KA Jarak Jauh
2011 : 10.077.917
2012 : 6.656.114
2013 : 3.845.119
Jumlah penumpang KRL
2011 : 55.094.836
2012 : 46.511.205
2013 : 112.840.787
Kereta jarak jauh yaitu kereta yang jarak tempuhnya lebih dari 12 jam
Sumber : Kemenhub
JAKARTA - Rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menghapus subsidi kereta api jarak jauh tinggal menunggu persetujuan dari DPR RI. Menurut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tinjau Kesiapan Satgas Nataru, Menteri ESDM: Allhamdulillah, Kondisi Aman
- Kasasi Sritex Ditolak MA, Pemerintah Siapkan Langkah Jika Terjadi PHK
- Daur Ulang Minyak Jelantah, Pertamina Patra Niaga Luncurkan Green Movement UCO
- Danareksa Raih Predikat Informatif dari Komisi Informasi Pusat
- 3 Tahun, IDSurvey Bersiap Menuju Top 20 Global
- Astra Meluncurkan Aplikasi Moxa Mitra, Ada Fitur Pantau Penghasilan